Sejarah Bahasa Walikan Malang

Kota Malang adalah sebuah kota terbesar kedua di Provinsi Jawa Timur. Kota ini didirikan pada masa Pemerintahan Belanda pada tanggal 1 April 1914 dimana E.K Broeveldt sebagai walikota pertama di kota ini. Kota Malang dikenal baik sebagai kota Pendidikan dan kota wisata, oleh karena itu banyak pendatang yang ingin merantau ke kota Malang.  

Kota Malang mempunyai segudang keunikan yang menarik untuk ditelusuri. Dari potensi wisata, kuliner, hingga kultur yang unik serta menarik. Kota Malang memiliki kultur yang sangat unik dan hanya bisa ditemui di kota ini. Kultur tersebut dikenal dengan Bahasa Walikan atau Boso Walikan ( Osob Kiwalan ).

Bahasa Walikan berasal dari pemikiran pejuang tempo dulu yaitu kelompok Gerilya Rakyat Kota. Bahasa ini dianggap sangat perlu karena untuk menjamin kerahasiaan. Pada masa Clash II, metode pengenalan Bahasa Walikan sangat penting karena pada perang kemerdekaan akhir maret tahun 1949 banyak sekali mata-mata belanda yang berasal dari penduduk pribumi sendiri. Maka dari itu untuk mengelabuhi mata-mata sekaligus untuk meminimalisir bocornya strategi perjuangan para gerilyawan, para pejuang menggunakan Bahasa walikan tersebut.

Keakraban dan Pergaulan sehari-hari para pejuang, dalam waktu singkat dapat fasih menguasai Bahasa walikan tersebut. Sedangkan mata-mata yang tidak setiap hari tidak bergaul tidak dapat menguasai Bahasa tersebut dengan cepat dan selalu tertinggal oleh istilah-istilah baru Bahasa walikan. Maka siapapun yang tidak fasih menggunakan Bahasa walikan maka dialah mata-mata dari pihak belanda. Sehingga para penyusup dapat diketahui serta kerahasiaan para pejuang tetap terjaga

Baca Juga : Implementasi Pendidikan pada Masa VOC dan Dampak Pada Masa Sekarang

Fakta dan Sejarah Tari Topeng Malang
Kota Malang – Bahasa Walikan

Kamus Bahasa Walikan

AdapesSepeda
Adapes rotomSepeda motor
AmalatokKota Lama
Arudam/arodamMadura
AsrobMinum
AtrakajJakarta
Ayabarus/oyoborusSurabaya
AyahabBahaya
AyasSaya
CiweWeci
Cikno/ceknoBiarkan
DirayabiDibayari
EbesBapak, panggilan hormat tidak formal
EwedDewe (Sendiri)
EwulLuwe
EwusSuwe
GenaroOrang
HelosSoleh
HalabesSebelah
HalokesSekolah
HamurRumah
IbarRabi (Indonesia: menikah/kawin)
Idrek/ojrekKerja
IlakesSekali
ItrengNgerti (Indonesia: paham)
KaditTidak
KampesSempak/Celana Dalam
KeraArek )
KetamMatek/Mati
KewutTuwek (Indonesia: Tua)
KiranganTidak tahu
KodewWedok (Indonesia: perempuan/wanita)
KomesSemok (Indonesia: seksi)
KunamManuk (Burung)
KubamMabuk
LadubBudal (Indonesia: berangkat)
LecepPecel
LedomModel
LibomMobil
MemesIbu, panggilan hormat tidak formal
NahelopPolehan, nama kelurahan di kota malang
NakamMakan
NaurusapPasuruan
NayamulLumayan
NgalamMalang
NganalLanang (Indonesia: laki-laki/pria)
NganemMenang
NgarambesSembarang/terserah
NgaramesSemarang
NgayambesSembayang/sholat
NgojobPacaran
NgoncebBencong (Indonesia: waria)
NgundabBandung
NolabBalon/pelacur
NoloBelanda
NukusSukun, nama kelurahan di kota malang
OgesSego (Indonesia: nasi)
OjirUang
OjobBojo (suami/istri)
OkerRokok
OketTeko (Indonesia: datang)
OnetCina
OsiIso/Bisa
OnosogremMergosono, nama kelurahan di kota malang
OskabBakso
OsobBoso (Indonesia: bahasa)
Osob kiwalanBoso walikan
OtrahumMuharto, nama jalan utama di kota malang
Oyi/ojritIyo (Indonesia: ya)
RayabBayar
SamMas/kakak laki-laki
SilupPolisi
SinamManis (cantik)
TahesSehat
UblemMlebu (Indonesia: masuk)
UklamMlaku (Indonesia: berjalan)
Uklam-uklamMlaku-mlaku (Indonesia: jalan-jalan)
UmakKamu
UtabBatu
UtapesSepatu
UtemMetu (Indonesia: keluar)
WolesSlow (Indonesia: pelan-pelan/santai)
1001 Bahasa Walikan