Penyebab Keterlibatan Turki pada Perang Dunia 1
Perang merupakan sebuah peristiwa yang merebutkan sebuah adidaya yang menyebabkan banyaknya kerugian. Kerugian yang didapat meliputi kerugian secara fisik dan batin. Banyaknya korban yang jatuh, kemiskinan, sisa tentara yang kembali dengan keadaan cacat, hingga rasa trauma berkepanjangan yang ditimbulkan. Namun dalam Perang akan didapatkan keuntungan yang sangat besar bagi yang memenangkan peperangan.
Dalam hal ini perang yang menyebabkan pengaruh besar dan dampak besar dalah satunya adalah Perang Dunia I yang terjadi pada awal abad ke 20an. Dimana dalam perang ini merupakan peperangan antara Negara Sentral yang dipimpin oleh Jerman dengan anggota negara Turki, Austria, dan Bulgaria melawan Blok Sekutu yang dipimpin oleh Amerika Serikat dengan 23 anggota negara diantaranya Perancis, Rusia, Inggris, Italia, Serbia, Belgia, Rumania, Yunani, Portugal, dan Jepang serta negara Eropa lainnya.
Keterlibatan setiap negara dalam Perang dunia I bukan hanya kebetulan. Namun terdapat alasan yang kuat dibalik keterlibatan mereka. Salah satunya adalah alasan dari negara Turki dalam persetujuannya mengikuti keinginan Jerman untuk melakukan Perang Dunia. Sebelum meletusnya Perang Dunia I pihak Turki tidak berkeinginan untuk mengikuti perang, namun setelah terdapat beberapa factor pendukung menyebabkan Turki mendukung Jerman dalam Perang Dunia I yang melibatkan lebih dari 20 negara ini. Beberapa faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sejarah Panjang kebencian Turki terhadap Rusia
Sejarah panjang yang terjadi antara negara Turki dengan salah satu pihak dari Blok Sekutu yaitu Rusia menjadi alasan terbesar mengapa turki melibatkan diri dalam Perang Dunia I. Pada masa Perang Dunia I Turki muda dipimpin oleh tiga serangkai, yaitu Enver Bey, Telaat dan Jamal berada dipihak Jerman. Hal ini merujuk pada perselisihan dan rasa benci Turki Muda terhadap Rusia.
Dalam sejarah kerajaan Ottonom atau yang sekarang kita sebut sebagai Turki kebencian Turki terhadap Rusia merupakan akibat dari berbagai konflik yang terjadi diantara kedua negara tersebut. Perselisihan terjadi mulai dari akhir abad ke 16. Pada masa itu perselisihan yag terjadi menyebabkan perang diantara kedu negara tersebut. Perang ini disebabkan oleh kerajaan Ottonom yang ingin menguasai wilayah barat tepi sungai Ukrania. Peperangan ini mencapai puncaknya pada perebutan benteng Chirgirin yang setelah 2 tahun akhirnya diserahkan pada kekuasaan kerajaan Ottonom.
Selanjutnya perang terjadi kembali pada kisaran abad ke 17. Dimana dalam perang ini terdapat perjanjian Konstatinopel dan perjanjian Beograd, serta perjanjian Jassy (Iskendrov, 2015). Dari ketiga perjanjian yang ditandatangani oleh Turki dan Rusia tidak satupun yang menjadi kemenangan oleh kerajaan Ottonom. Dalam ketiga perjanjian tersebut terdapat pembagian batas wilayah kekuasaan antara kerajaan Ottonom dan Rusia.
Selain itu pada pertengahan abad ke 17 Rusia melakukan serangan terhadap Laut Hitam yang menyebabkan peperangan dengan Turki. Dalam perang ini dimenangkan kembali oleh Rusia dan menghasilkan perjanjian baru lagi yaitu perjanjian Kainarja yang berisi bahwa Turki harus menyerahkan daerah Azov kepada Rusia, kemerdekaan bangsa Tartar di Semenanjung Krim diakui oleh kedua belah pihak, dan kapal-kapal Rusia diizinkan melintasi Laut Hitam.
Pada kisaran awal abad ke 18 negara Rusia didukung oleh negara Perancis memberikan keputusan cepat terhadap perselisihan yang terjadi dengan Turki. Dimana dalam keputusan tersebut Rusia mengadakan sebuah kampanye militer yang membuat kerajaan Ottonom meninggalkan wilayah Bessarabia dan menyerahkannya pada Rusia. Perang ini menyebabkan adanya perjanjian Bucharest. Sementara itu pemberontakan didalam wilayah kekuasaan Turki mulai berlangsung pada kisaran tahun 1821. Dalam pemberontakan yang dilakukan oleh Yunani ini kesultanan Turki menyikapi dengan menjanjikan wilayah Morea terhadap tentara Mesir apabila mereka mampu mengatasi pemberontakan yang dilakukan oleh Yunani yang menduduki wilyah Morea.
Keputusan ini terdengar hingga Eropa dan menyebabkan negara Perancis, Inggris dan Rusia mengajukan proposal untuk mendukung Yunani dengan menginginkan pemberikan otonomi terhadap Yunani dengan tetap membayar pajak kepada Turki. Namun proposal ini ditolak oleh Turki sehingga menyebabkan perang antara negara gabungan Inggris, Perancis, rusia dan Yunani melawan Turki dan Mesir.
Dalam peperangan ini Turki dan Mesir mendapatkan kekalahan. Melihat besarnya dukungan yang diberikan oleh Rusia terhadap Yunani membuat Kesultanan Turki menyatakan perang terhadap Rusia. Perang ini dimenangkan kembali oleh Rusia dan menghasilkan perjanjian Andrianopel yang berisi pendudukan Rusia atas Wallachia dan pengakuan kemerdekaan Yunani.
Intervensi Rusia terhadap Turki kembali terjadi pada saat krisis Mesir. Dalam krisis Mesir Kesultanan turki meminta bantuan Inggris untuk mengatasi hal tersebut. Namun dalam berjalannya waktu ketidakmampuan Turki dalam mengatasi krisis Mesir membuat Rusia berniat untuk membagi-bagi wilayah Turki. Pada masa inilah Rusia memberikan nama baru bagi Turki yaitu “The Sick Man of europe” (manusia sakit dari Eropa).
Keinginan Rusia ini mendapatkan pertentangan dari Inggris karena bisamengancap keberadaan Inggris dilaut Mediterania. Sedangkan Rusia menginginkan wilayah Turki sebagai usaha dalam mewujudkan politik air hangat (politik Rusia dalam menduduki wilayah-wilayah hangat yang tidak tertutup es pada musim dingin karena sebagian wilayah Rusia tertutup es pada saat musim dingin).
Pertentangan ini memuncak pada perang Krim dimana Turki didukung oleh Inggris, Perancis dan Sardinia untuk melawan Rusia. Dalam perang ini Rusia berhasil dikalahkan dan menghasilkan sebuah perjanjian Paris yang berisi sebagai berikut:
a. Demiliterisasi Laut Hitam
b. Berakhirnya Pengaruh rusia di Moldovia dan Wallchia
c. Jaminan Kemerdekaan dan Integritas kesultanan Turki dari semua negara Eropa.
Setelah kekalahan Rusia dalam perang krim Rusia mencoba intervensi kembali terhadap Turki dalam prang Balkan. Perang ini disebabkan adanya pemberontakan oleh umat Kristiani terhadap Turki yang dalam penumpasan pemberontakan ini menyebabkan hilangnya dukungan dari negara-negara Eropa. Dalam perang ini rusia yang mendukung pemberontakan berhasil memenangkan peperangan dan menghasilkan perjanjian Berlin. Dimana dalam perjanjian tersebut Turki kehilangan sepertiga wilayahnya dan duapuluh persen penduduknya.
Kekalahan ini juga menyebabkan banyaknya umat Islam yang diduga sebagai kaki tangan Turki dibunuh. Selain itu perekonomian Turki juga mengalami kemunduran yang menybabkan kemiskinan dan angka kriminalitas meningkat.
Secara perlahan pengaruh dari rusia dan Inggris mulai memudar dan digantikan oleh pengaruh Jerman. Sehingga dalam keterlibatan Rusia dalam perang Dunia I membuat Turki melibatkan diri dalam Perang dunia I dipihak jerman untuk membalas dendam terhadap Rusia.
Baca juga :
– Perang diponegoro perang terdasyat di tanah jawa
– Faktor yang mendorong Revolusi Industri
2. Adanya persahabatan antara Jerman dan Turki
Persahabatan Jerman dan Turki dimulai pada masa pemerintahan Sultan Mahmud II (1808-1839). Persahabatan ini semakin erat seiring surutnya pengaruh Inggris dan Rusia di Turki. Jerman seringkali membela Turki dalam permasalahan Internasional. Salah satunya adlah ketika terjadi pemberontakan rakyat Armenia yang menuntut kemerdekaan dari Turki. Pembantaian dan pembersihan pemberontakan yang dilakukan oleh turki mendapatkan kecaman dari negara-negara di Eropa seperti Inggris, Perancis dan Rusia. Namun Jerman tampil membela Turki sehingga hukuman yang akan dijatuhkan terhadap turki mengalami kegagalan.
Jalinan sahabat yang kuat diantara keduanya membuat Jerman memiliki peluang untuk menanamkan pengaruh ekonomi dan militer di Turki. Hal ini dibuktikan dengan diizinkannya jerman membangun jalur kereta api yang menghubungkan Berlin ke Istanbul yang kemudian Jerman diberi izin untuk memperluas jalur kereta api sampai ke Baghdad dan teluk Persia. Bidang militer Jerman mengirimkan korps perwira untuk melatih tentara Jerman. Sehingga dengan eratnya tali persaudaraan diantara keduanya menyebabkan Jerman menarik kekuatan dari Turki sebagai pendukung dalam Perang Dunia I dipihak Jerman.
3. Keinginan Turki menguasai wilayah yang telah hilang
Kekuasaan Turki mencapai kejayaannya pada masa pemerintaha Sulaiman I (1520-1560). Dimana dalam puncak kejayaannya wilayah Turki meliputi Afrika bagian Utara, Mesir, Irak, Armenia, Asia Kecil, Hedzjaz, Krimea, Balkan, Yunani, Bulgaria, Busnia, Hongaria, Rumania, sampai batas sungai Danube, dengan tiga lautan yaitu Laut Merah, Laut Hitam, dan Laut Tengah.
Perlahan-lahan wilayah kekuasaan Turki mulai ditaklukan oleh negara lain. Beberapa wilayah bagian bahkan memperoleh kemerdekaannya. Yunani merupakan wilayah pertama yang memperoleh kemerdekaan dialnjutkan oleh kemerdekaan Rumania, Bulgaria, dan Serbia. Keinginan dari wilayah-wilayah bagian lainnya juga mendapatkan dukungan dari Rusia sehingga dalam hal tersebut Turki secara perlahan-lahan mulai kehilangan wilayah kekuasaannya.
Pemerintahan Turki yang diperintah oleh komite persatuan dan kemajuan menginginkan Turki untuk ikut Perang Dunia I dengan harapan mamu mengembalikan wilayah-wilayah yang telah hilang tersebut.
4. Adanya Isolasi politik terhadap Turki
Pemerintahan turki ditangan komite persatuan dan kemajuan yang beralikan nasionlisme dan menginginkan kebebasan dari pengaruh negara manapun membuat negara-negara di eropa enggan membantu negara turki dalam keadaan apapun. Hal ini dibuktikan dengan tidak adnya dukungan dari negara manapun ketika Turki perang menghadapi negara-negara Balkan.
Dengan adanya isolasi politik ini membuat pemerintahan Turki mencoba membuat aliansi dengan negara-negara di Eropa. Namun tidak ada satupun negara yang menginginkan untuk mendukung Turki. Sehingga tampilah Jerman sebagai penolong Turki yang menyebabkan keterlibatan Turki dalam Perang Dunia I yang berada dipihak Jerman guna menghentikan isolasi politik yang terjadi di turki.