Sumber Belajar dan Hasil Kesustraan Majapahit dalam Sejarah Pendidikan di Kerajaan Hindu Budha

Sumber belajar yang utama pada masa Majapahit adalah kitab Veda atau Weda dan juga kitab Tripitaka. Kedua kitab ini merupakan sumber belajar yang utama. Sumber belajar selanjutnya merupakan para pendeta yang dikhususkan untuk mengajar. Selain kedua sumber tersebut nilai dari kesustraan pada masa Majapahit juga dijadikan sebagai sumber belajar. Kesustraan yag lahir dari para pujangga maupun yang dikarang oleh seorang Mu tak jarang dijadikan sebagai bahan ajar pula.

Pada awal berdirinya kerajaan Majapahit perkembangan kesusastraan belum sebanyak kerajaan Kediri. Setelah kepemimpinan Tribuwana Tunggadewi barulah kesusastraan yang ada di Majapahit berkembang. Sebagai sumber belajar dan hasil kesusastraan Majapahit tercatat sebagai yang paling banyak menghasilkan karya sastra. Karya sastra di Majapahit dibedakan menjadi dua macam bahasa, yang pertama menggunakan bahasa jawa kuno sekitar abad 14 dan yang kedua menggunakan bahasa jawa tengahan sekitar abad 15-16.

  • Karya Sastra yang menggunakan bahasa jawa kuno
  1. Kitab Negarakertagama karangan empu Prapanca, kitab ini merupakan hasil karya yang merupakan hasil dari peradaban tinggi kerajaan Majapahit. Kitab ini menjelaskan mengenai struktur kota majaahit, desa-desa yang dirangkai dalam bentuk kakawin yang sangat indah dan mudah di pahami. Dalam penguraian kitab Negarakertagama ini lebih menjelaskan Majapahit ada abad ke empat belas.
  2. Kitab Sutasoma karangan empu Tantular , yaitu sebuah karya sastra yang menceritakan mengenai kehidupan seorang anak yang bernama Sutasoma. Dimana Ia lebih memilih meninggalkan keduniawian untuk menjadi seorang pendeta Budha. Dalam kitab ini juga diceritakan mengenai bagaiaman kehidupan Sutasoma semasa menjadi seorang pendeta Budha. Pada kitab ini juga salah satu karyanya yang beucapkan Bhineka Tunggal Ika dijadikan sebagai semboyan bangsa Indonesia.
  3. Kitab Arjunawijaya yang dikarang oleh Empu Tantular, Kitab ini menceritakan tentang kisah Mahabarata, yaitu sebuah kisah yang diawali dari kisah Dasamuka yang ditakuti para dewa hingga kisah Rahwana yang tunduk terhadap raja Arjuna Sahasrabahu. Kisah dalam kitab ini biasanya sering kita lihat pada cerita pawayangan ataupun drama kolosal dalam pertunjukan pentas seni.
  4. Kitab Kunjarakarna adalah sebuah kitab yang menceritakan tentang seorang raksasa yang akhirnya tunduk dan taat pada agama Budha. Kitab ini terdapat dalam dua bentuk penulisan yang pertama berupa kakawin dan yang kedua berua gancaran, namun pengarannya belum diketahui.
  5. Kitab Parthayajna, kitab ini juga tidak ditemukan siapa pengarangnya. Dalam kisah kitab ini menceritakan mengenai kekalahan pandawa lima dalam bermain dadu untuk mempertaruhkan kurawa yang akhirnya membawa pandawa lima hidup di hutan.

Baca Juga:

Sumber Belajar dan Hasil Kesustraan Hindu Budha pada masa kerajaan Majapahit 1
  • Karya sastra yang ditulis dalam bahasa jawa tengahan
  1. Kitab Pararaton, beberapa hal diatas sudah sedikit disinggung mengenai kitab ini. Kitab ini dikarang oleh Empu prapanca, dalam kitab ini menceritakan tentang asal-usul Ken Arok sebagai pendiri Singhasari. Penyampaian dalam kitab ini lebih kepada mendongengkan atau mengambarkan kisah Ken Arok. Kitab ini biasanya disandingkan dengan Kitab Negarakertagama untk dijadikan sebagai sumber primer dalamp enulisan sejarah
  2. Kitab Tantu Panggelaran, kitab ini menceritakan asal mulasal ulau jawa yang dihuni manusia. Dalam kitab ini diceritakan bagaimana dewa sebagai raja dan manusia sebagai rakyat, serta cerita mengenai pgunung semeru yang dipindah oleh Dewa dari India ke pulau Jawa. Gunung tersebut tidak sepenuhnya utuh jatuh di Pulau Jawa melainkan jatuh tercecer hingga membentuk bukit-bukit yang ada disekitar pesisir Pulau Jawa.
  3. Kitab  Korawacrama, kitab ini menceritakan kebangkitan para Kurawa untuk membalas dendam terhadap para Pandawa. Dimana para Kurawa bisa membalas dendam asalkan mereka mau bertapa di hutan.
  4. Bubhuksah, merupakan sebuah kisah dari dua orang bersaudara yang bernama Bubhuksah dan Gagang Aking yang tidak memiliki cara untuk mensepakati kesempurnaan, sehingga untuk mencapai kesempurnaan mereka pergi ke hutan dalam waktu yang lama. Kisah ini mengajarkan mengenai rela berkorban dengan tulus dan ikhlas.
  5. Cerita Calon Arang merupakan sebuah hasil karya sastra yang fenomena. Diceritakan dalam kisah ini mengenai seorang calon arang yang cantik yang belum dipinang oleh lelaki manapun karena takut terhadap ibunya, sehingga Calon Arang ini menggunakan ilmu hitam untuk mnyebarkan penyakit karena kemarahannya, namun ilmu hitam itu mampu ditanggani oleh Empu Baradah yag diutus oleh Raja Airlangga.