Kejayaan yang diraih oleh Sultan Iskandar Muda ini meliputi berbagai aspek dalam kehidupan. Selain itu sifat Sultan Iskandar Muda yang teguh dan ulet juga merupakan faktor pendukung dari masa kejayaan Kerajaan Sultan Iskandar Muda. Berikut merupakan peran dan kebijakan Sultan Iskandar Muda dalam mencapai kejayaan kerajaan islam pada masanya.

Bidang Politik

Sultan Iskandar Muda sering disebut sebagai Sultan Sri Paduka. Sri Paduka telah menaklukan daerah di sepanjang pesisir barat dan pesisir timur. Sehingga wilayah kekuasaannya meliputi wilayah Aru, Deli, Pahang, Kedah, Perak, Barus, Pasaman, Tiku, Selebar, dan Pariaman, serta wilayah di Johor. Semenanjung Malaysia. Sehingga kedudukan portugis pada saat itu terus mengalami serangan dan ancaman dari kekuasaan Kerajaan Aceh ini. Meskipun pada keruntuhan bangsa Portugis di wilyah Malaka baru sekitar tahun 1641 oleh VOC, akan tetapi keadaan tersebut yang terus menerus akan menimbulkan kerugian bagi bangsa Portugis.

Selain persaingan politik diantara bangsa Portugis dan Sultan Iskandar Muda arus politik pada kerajaan Aceh Darusalam ini juga kuat dalam membangun hubungan kerjasama politik khususnya dengan bangsa Timur Tengah. Pada masa sebelum kedatangan para Pedagang Ingris dan Portugis keadaan politik dan perdagangan di Kerajaan Aceh Darusalam ini masih tergolong lancar akan tetapi setelah kedatangan bangsa barat maka sistem politik dan perdagangan di wilayah tersebut mulai berubah.

a.  Hubungan politik dengan Inggris.

Hubungan politik yang baik yang terjadi antara Sultan Iskandar Muda dengan Ingris, Perancis, dan Belanda. Kerjasama yang terjadi antara Inggris dan Aceh diawali ketika Ratu Inggris yaitu Ratu Elizabeth 1 mengirimkan utusan ke kerajaan Aceh dengan membawa surat yang berisikan permitaan untuk dipermuah dalam melakukan perdagangan diwilayah Aceh. Dari awal surat iniah hubungan Inggris dan Aceh tercipta. Menurut Marsden (2008:395) pada tahun 1613 Inggris diizinkan untuk mendirikan loji di daerah Aceh.

Kemudian Inggris juga diberi lebih banyak kemudahan oleh Sultan setelah Sultan iskandar Muda menerima cendera mata dari raja Inggris yang pada masa itu kerajaan Inggris dipegang oleh raja James yang diberi gelar sebagai “orang kaya puih” oleh Sultan Iskandar Muda. Selain itu Sultan Iskandar muda juga meminta dikirimkan seorang wanita Inggris untuk dijadikan istri yang kelak putra nya akan mempermudah kekuasaan Ingris untuk datang ke Aceh.

Hubungan ini semakin dekat kiranya ketika Raja James mengirimkan sebuah meriam kepada Sultan Iskandar Muda. Meriam tersebut hingga saat ini masih terawat dengan baik dan nama meriam tersebut adalah meriam Raja James. Kerjasama yag terjalin ini menguntungkan pihak inggris dalam memperoleh impor lada bebas biaya cukai dari Aceh.

Baca Juga :
Kerajaan Aceh Pada Masa Kesultanan Iskandar Muda
Awal Perkembangan Kerajaan Islam di Aceh

Peran Sultan Iskandar Muda di Kerajaan Aceh
Peran Sultan Iskandar Muda di Kerajaan Aceh

b. Hubungan dengan Bangsa Belanda

Tejadinya hubungan yang baik diantara Belanda dan Kerajaan Aceh ini didasari ada keinginan yang sama yaitu untuk mengusir bangsa Portugis dari Malaka. Hal ini disebabkan pada masa itu bangsa Portugis merupakan bangsa yang menguasai monopoli perdagangan di wilayah selat Malaka. Selain hal itu banyaknya kapal yang menetap sementara di pelabuhan Aceh seperti kapal milik Lancaster pada tahun 1602, kumpulan kapal Joris Van Spilbergen pada tahun 1602, dan kumpulan kapal Sebald de Weert pada tahun 1602 juga, serta beberapa kapal Belanda lainnya.

Selain kedatangan kapal Belanda ada pula ekspedisi yag dilakukan oleh Sultan Iskandar Muda ke negeri Belanda. Kedatangan para kapal dagang yang singgah dan menetap sementara di Aceh ini disambut baik oleh Sultan di loji. Hal tersebut merupakan bentuk dari kerjasama politik yang terjadi antara Belanda dan Kerajaan Aceh Darusalam.

c. Hubungan dengan Pedagang Asing

Selain hubungan politik dengan Belanda dan Inggris hubungan politik yang terjadi juga meliputi beberapa negara pedagang yang melewati selat Malaka maupun yang memang sengaja singgah dan berdagang ke Aceh. Beberapa negara diantaranya adalah bangsa Cina, Bangsa Siam, Bangsa Turki, Bangsa India, dan Bangsa Prancis. Hubungan yang terjalin merupakan hubungan politik perdagangan.

Dimana dari banyaknya kapal yang singgah di Aceh dan jumlah pedagang yang sangat banyak. Sehingga jumlah took dan juga barang dagangan yang ada di wilayah Aceh sangat melimpah ruah. Barang dagangan yang mereka bawa memiliki banyak variasi dan keungulan masing-masing. seperti Bangsa Cina yang lebih mengandalkan barang dagangan seperti kain sutra, guci, dan keramik, kemudian bangsa India menjual tembikar, mentega , kain tenun, dan kapas.

Kebanyakan pedagang dari bangsa India merupakan orang Bengala dan orang Gujarat. Sedangkan dari bangsa Turki mereka lebih menyediakan barang-barang sebagai alat pembuatan kapal atau bahan bangunan. Kemajuan hubungan politik perdagangan ini merupakan hasil dari usaha Sultan Iskandar Muda dalam mengusir bangsa Portugis yang pada masa itu merupakan kekuatan dagang yang melemahkan perdagangan dari banyak negara. Sehingga ketika Kerajaan Aceh Darusalam mampu mengusir bangsa Portugis dari wilayah Aceh maka keadaan perdangan akan membaik.