Biografi Sultan Iskandar Muda Kerajaan Aceh

Peneliti Snouck Hurgronje menyatakan jika kisah Sultan Iskandar Muda yang dimunculkan itu hanyalah sebuah dongeng belaka. Akan tetapi cukup disayangkan pendapat Hurgronje itu hanya didasarkan pada karya klasik Melayu seperti Bustan al-Salatin, Hikayat Aceh, dan Adat Aceh. Akhirnya sejarah Aceh ini disalah pahami oleh Hurgronje.

Sebagai perbandingan kita bisa melihat hasil penelitian dari Danys Lombard, kerajaan Aceh: Zaman Sultan Iskandar Muda (1607-1636) dimana pada Lombard dalam memahami kerajaan Aceh ini selain menggunakan sumber Melayu, dia juga menggunakan sumber Eropa, Cina.

Selain menggunakan kedua sumber tersebut Lombard juga menggunakan kesaksian dari para Musafir Eropa yang sempat tinggal di sana, seperti: Frederik de Houtman, John Davis, dan terutama Augustin de Beaulieu. Penelitian Lombard inipun dinyatakan mampu menyajikan fakta sejarah sesuai aslinya dan dengan pengakuan ini berarti Lombard membalikkan tesis dari Horgronje. Lombard menyatakan bahwa, Kerajaan Aceh pada masa kesultanan Iskandar Muda merupakan masa Golden Age (Masa Keemasan) yang sangat gemilang.

Sultan Iskandar Muda merupakan raja yang sangat berpengaruh pada Kerajaan Aceh. Kelahiran Sultan Iskandar Muda masih belum bisa diketahui dengan pasti kapan. Tapi menurut sebuah Manuskrip (MS) Sultan Iskandar Muda lahir pada hari Senin Rabiul Awal 999 yang bisa dibocorkan dengan tahun Masehi jatuh pada hari Selasa (Bukan Senin) tanggal 27 Januari 1591.

Baca Juga
Perkembangan Kerajaan Islam d Aceh pada abad ke-15

Kerajaan Aceh pada masa kesultanan Iskandar Muda
Kerajaan Aceh pada masa kesultanan Iskandar Muda

Nama kecil dari Sultan Iskandar Muda yaitu Perkasa Alam. Dari pihak Ibu Sultan Iskandar Muda merupakan keturunan Raja Darul Kamal, sedangkan dari pihak ayah dia keturunan Mahkota Alam. Ibunya bernama Putri Raja Indra Bangsa yang merupakan anak dari Sultan Alaudin Syah al-Mukammil dan sang ayah Sultan Manshur Syah yang keturunan dari Abdul Djalil. Jadi ayah dan ibu dari Sultan Iskandar Muda merupakan Pewaris dari kerajaan yang dipimpin oleh ayahnya masing- masing.

Didalam sebuah Hikayat Aceh mengisahkan bagaimana pertumbuhan dari Sultan Iskandar Muda. Disebutkan dalam Naskah tersebut, ketika Iskandar Muda berumur 4 Tahun, kakeknya yang menyayanginya secara khusus memberikan “Gajah Emas dan Kuda Emas untuk permainan”. Selain itu juga diberikannya mainan otomatis yaitu dua biri-biri yang dapat bertarung , lalu gasing dan kelereng yang terbuat dari mas atau dari Suasa.

Ketika telah berumur 5 tahun anaknya memberikan Gajah yang bernama Indra Jaya sebagai teman bermainnya. Ketika telah memasuki umur 7 Tahun Iskandar Muda telah mulai memburu Gajah liar; disaat berumur 8 Tahun ia suka memainkan perahu di sungai dan mengatur perang-perangan laut dengan meriam-meriam kecil; pada umur 9 Tahun ia membagikan teman-temannya menjadi 2 pihak untuk bermain perang-perangan sambil membangun benteng kecil; disaat usianya memasuki 12 Tahun ia berburu kerbau liar yang sangat berbahaya. Disaat ia berumur 13 Tahun ia mulai berkerja dengan bimbingan Fakih

Raja Indra Purba. Si kakek menyuruhnya membuat barang sebanyak 30 batu tulisan dari Logam mulia bagi cucunya dan teman-temannya ( loh mas bepermata). Tak lama kemudian Sang Pangeran Muda itu sudah pandai membaca Al-Qur’an. Lalu seorang anggar (pedang) ditugaskan untuk mengajari Pangeran muda agar pandai bermain anggar. Dalam waktu satu hari diajarinya “Jurus” yang berbeda-beda pada Sang Pangeran.

Disini juga timbul persoalan yang rumit sekali. Persoalan ini mengenai nama Iskandar Muda apakah itu memang nama sejak lahir dan oleh sejarah saja. Tak ada naskah ataupun hikayat yang dapat menguatkan penggunaan nama Iskandar Muda tersebut. Poesponegoro. menyatakan bahwa, ”Oleh Hikayat Aceh pangeran muda itu hanya disebut dengan nama-nama Pacagah, Johan Alam dan Perkasa Alam, sedangkan nama Iskandar Muda tidak terdapat didalamnya”. Hal ini tidak dapat membuktikan apa-apa mengenai asal usul nama Iskandar Muda, bahkan naskah itu juga berhenti sebelum Iskandar Muda menaiki tahta kerajaan.

Akan tetapi, terdapat alasan lain yang di kemukakan dalam sepucuk surat kepada James I di Inggris. “Isi dari surat tersebut” tertanggal 1024 H (1613M) pangeran itu menamakan dirinya “Sri Sultan Perkasa Alam Juhan berdaulat yang bergelar Makuta Alam” dan gelar Makuta Alam itu rupanya hanya terdapat dalam kata persembahan sebuah karya Syams ud-Din dari Pasai. Dari sepucuk surat ini dapat menyatakan bahwa gelar “Iskandar Muda“ merupakan gelar Anumerta atas pengangkatannya.