Akibat yang ditimbulkan dari terjadinya Imperialisme bangsa Eropa di wilayah Timur tengah
Di bawah pemerintahan monarki ini, Iraq diperintah oleh sebuah koalisi kecil terdiri dari tuan tanah pedalaman, kepala suku, ulama, pemuka agama Syiah, dan pejabat militer, yang disebut belakang ini termasuk para pejabat Turki yang terdidik di Istambul, pejabat Syarifian yang mengabdi kepada raja Fayshal sebelum datang ke Iraq, dan sejumlah warga Iraq yang berpendidikan di akademi militer Baghdad. Sekalipun demikian elite ini sangat rentan, mudah dipecah belah.
Antara tahun 1936 dan 1941 terjadi serangkaian kup militer, dan Perang Dunia I mengakibatkan pertempuran sengit antara pihak pro-Inggris dan pro-Jerman.Pada tahun 1941 Rasyid Ali al-Gaylani merebut pemerintahan selaras dengan kebijakan pro-Jerman, namun tentara Inggris merebut negeri ini.
Sejak ini sampai tahun 1958 Raja memerintah dua persen dari para pemilik tanah yang mencapai 66 persen dari seluruh tanah, sekalipun melalui kolaborasi dengan perdana menterinya, yakni Nuri al-Sa’id, dan dengan tuan tanah minoritas. Atas nama nasionalisme Arab, elite ini sebagian besar dari kalangan Sunni, memerintah masyarakat umum yang separo dari mereka warga Syiah dan seperempatnya warga Kurdi.
Trans Yordan lebih menonjol sebagai negara pembentukan Inggris di banding Iraq.Ia merupakan negara yang paling “aneh” di antara negara-negara baru yang ada, lantaran tidak adanya unsur kesejarahan propinsi atau komunitas lokal. Semula ia dimaksudkan sebagai bagian dari Palestina, tetapi pada tahun 1922 pihak Inggris mengizinkan Amir Abdullah, saudara laki-laki Fayshal, mendirikan sebuah pemerintahan.
Dalam beberapa hal Libanon mempunyai latar belakang sejarah yang berbeda. Di sini tidak banyak terjadi pergolakan antara beberapa generasi atau anatara elite militer tuan tanah dan intelegensia, sebagaimana antara komunitas konfesional. Libanon, sebagaimana Syria, merupakan negara bentukan Perancis.
Meskipun dalam sejarah yang panjang pihak Perancis sangat dekat dengan warga Maroniyah, Perancis tidak membentuk negara yang Khas Kristen.Selain beberapa propinsi Libanon yang lama, ditambahkan beberapa distrik baru, termasuk Tripoli, Sidon, Biqa’, dan Libanon Selatan untuk meningkatkan luas wilayah negeri ini dan untuk meningkatkan propinsi warga Muslim.
Semula Libanon diperintah oleh Komisaris Tinggi Perancis, tetapi pada tahun 1926 sebuah konstitusi baru membagi kekuasaan antara beberapa komunitas agama besar.Konstitusi ini menetapkan jabatan presiden, sebuah kementrian negara, sebuah legislature yang bersifat dua dewan (bicameral), yang mana kursi yang tersedia didistribusikan dalam skala 6:5 bagi pihak Kristen dan Muslim.
Dalam kurun waktu tiga puluh tahun terakhir di abad ke -19, Inggris wilayahnya sudah bertambah hingga mencakup 5 juta mil persegi dan penduduk sebanyak 88 juta jiwa. Pada tahun 1900 M, wilayahnya meliputi seperlima dari luas dunia, dan memerintah 400 juta jiwa. Sedangkan imperium prancis berkembang dari 700 ribu menjadi 8 juta mil persegi dan penduduk dari 5 juta jiwa menjadi 52 juta jiwa.
Baca Juga:
Dampak Imperialisme terhadap Peradaban Islam di Asia Barat
- Bidang Politik
- Terciptanya tanah jajahan.
- Adanya Politik pemerasan.
- Berkobarnya perang kolonial.
- Timbulnya politik dunia (wereldpolitiek).
- Timbulnya nasionalisme.
2. Bidang Ekonomi
- Negara imperialis menjadi kaya. Sedangkan, negara jajahan menjadi miskin.
- Adanya Industri si imperalis menjadi besar.
- Hilangnya perniagaan bangsa jajahan.
- Perdagangan dunia meluas.
- Adanya lalu lintas dunia (wereldverkeer).
- Adanya Kapitalis surplus dan penanaman modal di tanah jajahan.
- Hilangnya Kekuatan ekonomi dari penduduk asli tanah jajahan atau hilangnya kekuatan ekonomi negara jajahan.
3. Bidang Sosial
- Orang yang menjajah hidup mewah sementara yang dijajah serba kekurangan.
- Si penjajah maju, yang dijajah mundur.
- Rasa harga diri lebih pada bangsa penjajah.
- Kurangnya rasa harga diri bagi bangsa yang di jajah.
- Segala hak ada pada si penjajah. Sehingga, orang yang dijajah tidak memiliki hak apa-apa.
4. Bidang Budaya
- Budaya asli mulai tergeser oleh budaya pendatang (penjajah).
- Pelarangan pada budaya asli yang tidak disukai oleh para penjajah.
Disamping itu, dampak imperialisme juga membawa dampak negatif dan dampak positif, diantaranya :
5. Dampak Negatif
- Hancurnya suprastruktur politik negeri-negeri Muslim
- Kebodohan dan ketertinggalan masyarakat Muslim
- Kemiskinan dan kelaparann yang menimpa wilayah-wilayah Islam.
6. Dampak Positif
- Kemunculan gerakan perlawanan di wilayah-wilayah Islam
- Munculnya kesadaran di kalangan masyarakat Muslim untuk meningkatkan solidaritas.