Semiotik sebagai ilmu untuk mengetahui fungsi benda Megalithikum
Arkeologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang kebudayaan (manusia) yang terjadi di masa lalu atau benda kuno yang dilakukan melalui kajian sistematis dari benda yang ditinggalkan. Benda masa lalu yang ditinggalan bisa diperoleh secara langsung atau melalui pengalian (eskavasi).
Selanjutnya pengajian benda masa lalu dilakukan dengan beberapa cara salah satunya adalah dengan mempelajari makna dan fungsi benda yang ditemukan. Dalam hal ini diperlukan pemahaman mengenai teori semiotik sebagai dasar pemahaman makna sebuah tanda, simbol, ikon, maupun indeks.
Semiotik adalah ilmu yang mengkaji tanda dalam kehidupan manusia. Dalam perkembanganya semiotik menjadi sebuah perangkat teori yang digunakan untuk mengkaji kebudayaan manusia. Sebuah kebudayaan diperoleh dari pemaknaan sebuah tanda dari benda peninggalan masa lalu atau benda arkeologi.
Dimana dalam pemberian makna dilihat dari tanda yang ada didalam benda peninggalan tersebut. Selain itu dalam memahami makna sebuah benda peninggalan manusia juga melihat dari segi sejarah. Sehingga kebudayaan dilihat dari semiotik adalah suatu sistem tanda yang berkaitan satu sama lain dengan cara memahami makna yang ada didalamnya.
Di dalam dasar kajian semiotik dibagi menjadi empat dasar yaitu tanda, ikon, isyarat, dan indeks. Dimana didalam posisi dasar tersebut diletakan dengan kedudukan yang sama. Sedangkan dalam kajian sejarah unsur dasar semiotik yang digunakan adalah tanda. Tanda yang dimaksud didalam semiotik diartikan sebagai representatif dari sebuah gejala yang memiliki kriteria seperti nama, fungsi, peran, makna, dan tujuan. Dimana didalam hal tersebut selalu ada didalam kehidupan manusia.
Sebuah tanda bersifat statis, umum, tidak berubah, lugas, dan objektif. Sehingga sebuah tanda akan mudah dipahami oleh individu maupun masyarakat secara konvensi. Sebagai contoh kebudayaan masyarakat yang hingga saat ini masih berkembang adalah kebudayaan batu didaerah Nias. Didalam kebudayaan tersebut menujukan bahwa budaya megalitik berkembang pesat diwilayah tersebut. Hal ini dibuktikan dengan adanya kebudayaan megalitik yang masih ada hingga saat ini.
Selain Tanda unsur dasar semiotik yang digunakan dalam mengkaji sejarah adalah symbol. Symbol atau lambang adalah sesuatu hal yang mebimbing pamahaman subyek terhadap obyek. Symbol selalu berhubungan dengan sebuah tanda. Dimana didalam sebuah tanda memiliki symbol yang akan menunjukan terhadap pemahaman sebuah obyek.
Symbol didalam sejarah juga akan menuntun para arkeolog untuk menemukan fungsi atau makna dari sebuah benda peninggalan masa lalu. Sebagai contoh didalam sejarah kebudayaan batu besar atau kebudayaan megalitik dimana batu besar disimbolkan sebagai wujud kekuatan yang besar. Sehingga dalam hal ini batu tersebut difungsikan sebagai media untuk memuja kekuatan besar tersebut. Fungsi tersebut ditunjukan melalui tanda dari benda yang ditinggalkan serta kebudayaan yang masih tersisa hingga saat ini.
Pemaknaan sebuah fungsi benda arkeologi merupakan sebuah proses didalam memahami sebuah symbol. Dimana disetiap simbol dan tanda yang ditinggalkan dari benda arkeologi selalu memiliki hubungan dan keterkaitan satu sama lain.
Baca Juga:
- Mengenal Arkeologi, Ilmu Yang Mempelajari Tentang Kebudayaan Masa Lampau
- Apa itu Teori Evolusi? Mengetahui lebih dalam tentang Teori Evolusi pada Sejarah Manusia Purba
Sehingga dalam hal ini semiotik dan arkeologi adalah dua unsur yang tak bisa dibisahkan karena arkeologi adalah ilmu yang mempelajari kebudayaan manusia masa lalu melalui kajian sistematis atas data bendawi yang ditinggalkan. Kajian sistematis meliputi penemuan, dokumentasi, analisis, dan interpretasi data berupa artefak (budaya bendawi, seperti kapak batu) dan ekofak (benda lingkungan, seperti batuan, rupa muka bumi, dan fosil) maupun fitur (artefaktual yang tidak dapat dilepaskan dari tempatnya).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengetahui fungsi dari benda-benda arkeologi adalah:
1. Menganalisis bentuk
2. Menganalisis lingkungan
3. Menganalisis fungsi
Ketiga aspek tersebut akan dipaparkan lebih lanjut sebagai berikut:
- Menganalisis bentuk
Yang dimaksud dengan menganalisis bentuk adalah mengetahui terlebih dahulu bentuk benda-beda arkeologi yang berbeda-beda agar tidak semua benda disama ratakan fungsinya. Semua harus ditinjau dahulu dari aspek bentuk. Apabila terdapat banyak benda yang ditemukan dengan bentuk yang berbeda namun ketika sudah diambil sampel memiliki fungsi yang sama.
- Menganalisis lingkungan
Menganalisis lingkungan sangat erat hubungannya dengan dimana ditemukannya benda arkeologi tersebut. Apakah ditempat tinggi, rendah, ataupun datar. Karena sebuah benda arkeologi akan diketahui fungsinya dengan jelas apabila sesuai dengan keadaan lingkungan keberadaan benda tersebut.
- Menganalisis fungsi
Setelah mengetahui dengan jelas bentuk dan lingkungan dari benda arkeologi, hal terpenting yang selanjutnya adalah menganalisis fungsi dari benda arkeologi tersebut. Menganalisis fungsi bisa dilihat dari relief-relief yang dipahatkan, bagaimana bentuknya, dan dimana ditemukannya.