Nilai Kearifan serat Pararaton
Karya sastra yang tertulis memiliki karakteristrik dan juga keistimewaan tersendiri. Didalam pararaton kita dapat mengetahui secara gambling mengenai carita atau dongeng Ken Arok selain itu kita juga dapat mengambil nilai-nilai penting dalam dongen Ken Arok yang diceritakan dalam kitab Pararaton.
Nilai yang terkandung dalam pararaton juga masih relevan untuk dijadikan sebagai bentuk pembelajaran dimasa kini. Seperti sikap ibu kandung Ken Arok yang membuang jabang bayi Ken Arok untuk menutupi aibnya. Tetapi ketika jabang bayi tersebut memiliki keistimewaan maka Ia mau mengakui jabang bayi tersebut.apabila kita kaji dalam kehidupan saat ini kasus seperti ini masih sering ditemui dilingkungan masyarakat.
Makna yang ingin disampaikan oleh penulis kitab Pararton ini menyiratkan mengenai nilai-nilai moral dari ajaran agama Hindu-Budha. Hal ini terlihat dari carita Ken Arok yang digambarkan dengan detail dan juga mengandung pesan-pesan moral didalamnya.
Penggunaan bahasa yang digunakan dalam tulisan kitab pararaton juga menunjukan kesan penulisan yang kemas dengan campuran fiksi dan mitos agar terkesan lebih mendalam dalam mempelajarai isi kitab ini. Keunikan dari kitab Pararaton ini menunjukan bahwa pada masa Majapahit seni sastra berkembang bebas.
Isi dari Pararton yang terkesan memiliki banyak keganjalan dalam penulisannya ini menuntun para pengamat sejarah untuk mengetahui bahwa kitab Pararton ini ditulis diluar keraton. Penulisan dalam kitab Pararaton ini juga memberikan arahan bahwa berkembangnya sebuah kerajaan pasti memiliki perbedaan pandangan dari kesan oleh pemerintahannya dengan kesan yang tercipta di masyarakat.
Kitab Pararaton ini pengambaran tokoh-tokohnya terkesan sesuai dengan kesan yang ada di masyarakat. Selain itu adanya kepentingan dan maksud politik dalam kitab Pararaton juga menunjukan sisi lain dari karya kesusastraan pada Majapahit.
Sehingga dalam hal tersebut menunjukan kemajuan karya sastra yang ada pada Majapahit mencapai puncaknya ketika kakawin Negarakertagama tercipta dan munculan Pararaton sebagai pendamping sekaligus pembanding dari kakawin Negarakertagama. berikut merupakan penjelasan lebih detail terkait dengan serat Pararaton.
1. Latar Belakang
Seni sastra yang ada diwilayah Jawa merupakan hasil dari akulturasi dari daerah India. Kesenian sastra ini dibawa para pedagtang seiring dengan berkembangnya agama Hindu dan Budha masuk di Nusantara. Kebudayaan y6ang masuk di Jawa tidak mentah-mentah diterima secara langsung oleh masyarakat Jawa, melainkan melalui proses dan juga adaptasi dengan kebudayaan setempat.
Berbagai hasil karya sastra yang tertulis bukan merupakan hasil terjemahan dari seni sastra yang ada di India melainkan sebuah karya yang diadaptasi atau karya baru yang terinspirasi dari seni sastra yang ada di India. Salah satu karya sastra yang terkenal adalah kesusastraan pada masa kejayaan kerajaan Majapahit.
Kejayaan kerajaan Majapahit ini membawa dampak yang besar terhadap kemajuan kehidupan di wilayah Majapahit. Salah satu yang berkembang pesat pada masa kejayaan Majapahit adalah dibidang kesusastraan. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya berbagai naskah kuno yang ditulis pada masa Majapahit.
Naskah kuno yang cukup terkenal dari kerajaan Majapahit adalah Kakawin Negarakertagama dan Serat Pararaton. Kedua naskah ini secara garis besar pokok pembahasan memiliki kesamaan tetapi apabila dikaji lebih lanjut Serat Pararton lebih banyak mengisahkan Ken Arok. Sedangkan Negarakertagama lebih membahas mengenai kerajaan Majapahit.
Didalam Serat Pararaton hampir separuh naskah ini menceritakan mengenai kehidupan Ken Arok. Selain menggambarkan kehidupan Ken Arok pada bagian belakang juga dijelaskan mengenai kerajaan serta kejayaan Majapahit. Tata cara penulisan dan penggambaran tokoh Ken Arok yang merupakan Raja dari Kerajaan Singasari ini dalam Serat Pararton yang ditulis pada masa Majapahit menunjukan bahwa kesusastraan pada Majapahit sangatlah mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Baca Juga: Keterkaitan Cerita dalam Kakawin Arjuna Wiwaha dan Kakawin parthayajna
2. Isi dan Kandungan dalam Serat Pararaton
Serat pararaton merupakan naskah kuno yang ditulis pada masa Kerajaan Majapahit. Serat ini merupakan salah satu naskah Kuno Jawa yang tergolong dalam sastra Jawa Pertengahan. Sastra Jawa Pertengahan ini muncul di Kerajaan Majapahit pada kisaran abad ke-13 sampai dengan kira-kira abad ke-16. Karya sastra Jawa Pertengahan ini berkembang karya sastra yang berupa kidung, dan juga puisi yang diperoleh dari metrum Jawa atau kisah Jawa.
Salah satu yang cukup terkenal adalah Serat Pararaton yang sering disebut juga sebagai Katuturanira Ken Arok. Serat merupakan karya sastra yang berisikan mengenai ajaran-ajaran dari leluhur untuk sebuah kebaikan. Selain itu Serat berbentuk puisi lama.
Dalam Serat Pararaton kisah yang dituangkan atau isi dalam Pararton ini berbentuk seperti dongeng. Serat Pararaton sering dimaknai sebagai kitab para Raja-raja dikarenakan isi dari Serat Pararaton mengisahkan mengenai kisah para raja dimulai dari Ken Arok hingga raja-raja Majapahit.
Didalam Serat Pararaton ini menggambarkan mengenai masa kecil Ken Arok hingga ia menjadi Raja di Kerajaan Singhasari. Penjabaran mengenai kisah hidup Ken Arok dalam serat Pararaton ini digambarkan secara detail. Hal ini disebabkan kisah hidup Ken Arok sangatlah istimewa. Sehingga oleh pengaran Pararaton digambarkan sebagai berikut.
- Dalam Pararaton Ken Arok merupakan nama kecil dari raja Rangga Rajasa yang merupakan raja Singhasari pertama. Ken Arok merupakan anak dari Ken Endok dan Brahma. Sebelumnya Ken Endok memiliki suami yaitu Gadjah Para. Akibat Ken Endok dan Brahma memiliki putra Ken Arok maka Ken Endok berpisah dengan Gadjah Para. Ketika berpisah Ken Endok pulang ke Desa Pangkur Seberang Utara dan Gadjah Para kembali ke Desa Campara seberang selatan.
Setelah seminggu mereka berpisah Gadjah Para meninggal. Hal ini menurut Pararaton disebabkan oleh larangan Brahma terhadap Gajdah Para untuk tidak berkumpul dengan Ken Endok selama Ken Endok mengandung. Sepeninggalan Gadjah Para ketika sampai pada masa kelahiran jabang bayi yang ada dikandungan Ken Endok lahir. Tetapi bayi ini dibuangnya dikuburan yang kemudian ditemukan oleh penduduk desa bernama Lembong.
Ketika menemukan jabang bayi ini terdapat sinar yang menyelimuti sang jabang bayi sehingga dijadikan anak angkat oleh Lembong. Kabar ditemukannya bayi yang diangkat oleh Lembong ini telah sampai ditelinga Ken Endok, sehingga Ken Endok mendatangi Lembong dan mengakui bahwa anak istimewa tersebut adalah anaknya.
- Selanjutnya pararatin mengkisahkan mengenai kenakalan-kenakalan Ken Arok. Ken Arok tinggal didesa Pangkur sampai seusia anak mengembala kerbau. Ken Arok suka berjudi sehingga Ia menghabiskan harta dari orang tua angkat dan orangt tua kandungnya. Kemudian setelah orang tua angkat Ken Arok jatuh miskin Ia ditugaskan untuk mengaduh atau sejenis merawat kerbau di Desa Lebak. Tetapi dikarenakan kenakalan Ken Arok kerbau tersebut juga diperjudikan, sehingga Ken Arok diusir dari rumah orang tua angkatnya.
Kemudian ia bertemu dengan seorang botoh dari Karuman yang bernama Bango Samparan. Ketika dalam perjudian Bango Samparan mampu menang judi ketika membawa Ken Arok, sehingga Bango menganggap bahwa Ken Arok membawa keberuntungan. Kemudia Ken Arok dibawa ke Desa Karuman dan tinggal bersama Bango Sampran beserta 4 putranya. Setelah berjalan beberapa bulan Ken Arok merasa tidak nyaman dan tidak ammpu beradaptasi dengan keempat putra Bango Samparan, sehingga Ia memutuskan untuk pergi dari desa Karuman.
Selanjutnya Ken Arok bertemu dengan sepasang suami istri yang merupakan ketua Desa Sagenggeng. Pertemuan ini membuat Ken Arok ingin belajar kepada ketua desa tersebut. Setelah Ken Arok diizinkan tinggal didesa Sengnggeng ia mulai menunjukan kenakalannya dengan mencuri Jambu yang belum matang, setelah peristiwa ini diketahui oleh ketua desa Ken Arok kemudian di usir dari desa Sengenggeng.
Pada malam harinya Ken Arok tidur disemak-semak disekitaran desa Sengenggeng. Dengan tidak sengaja Ketua desa Sengenggeng mengetahui cahaya yang bersinar dari Ken Arok sehinngga diajaknya kembali Ken SArok ke desa tersebut. Setelah diixinkan kembali Ken Arok justru menjadi anvcaman para penduduk sekitar dikarenakan kenakalan Ken Arok yang suka mengodai para wanita didesa tersebut membuat Ken Arok terpaksa diusir kembali. Sehingga ia menjadi musuh negara.
- Setelah membahas mengenai Kenakalan Ken Arok dalam Pararaton kemudian menguraikan perjalanan Ken Arok hingga menjadi Sri Rajasa atau Raja dari kerajaan Singhasari. Setelah Ken Arok Dewasa ia mengabdikan diri kepada seorang Empu atau pengerajin keris. Disinilah awal mula perubahan sikap Ken Arok yang pada awalnya nakal, berubah menjadi seorang yang memiliki cita-cita tinggi yaitu menjadi seorang raja.
Kenakalan serta terkenalnya Ken Arok membawa ia untuk menjadi abdi dari akuwu di Tumapel. Ketika menjadi abdi dari Tunggul Amentung sebagai Akuwu didaerah Tumapel Ken Arok memiliki niat jahat setelah ia melihat kecantikan dari istri Tunggul Amentung. Niat jahat yang dimiliki Ken Arok adalah dengan mengambil paksa keris yang dibuat oleh Mpu Gandring sebagai alat untuk memfitnah Kebo Ijo.
Keris tersebut digunakan untuk membunuh Tunggul Amentung yang kemudian keris tersebut ditinggalkan bersama Kebo Ijo. Muslihat jahat ini berhasil mengantarkan Ken Arok menjadi Akuwu Tumapel dan memperistri Ken Dedes. Jabatan yang diperoleh Ken Arok ini membawa ia untuk memperluasa daerah Tumapel dan kemudian setelah penyerangannya terhadap kerajaan Kediri ia mendirikan kerajaan Singhasari.
Setelah berdirinya kerajaan Singhasari dalam Pararton dijelaskan mengenai siapa saja raja yang memerintah kerajaan Singhasari yaitu sebagai berikut
- Ken Arok adalah pendiri kerajaan Singhasari ia bergelar Sri Rangah Rajasa. Ken Arok memerintah kerajaan Singhasari selama 5 tahun, kemudian menurut Pararaton ia meningga dengan tragis setelah dibunuh oleh Anuspati yang merupakan anak dari Tunggul Amentung dan Ken Dedes.
- Anusapati memerintah cukup lama tetapi dikarenakan tabiat kurang baik dari Anusapati dapat dimanfaatkan oleh Tohjaya yang merupakan anak dari Ken Arok dan Ken Dedesuntuk mengambil alih kekuasaan Singhasari. Kemudian Anusapati meninggal ditangan Tohjaya dengan menggunakamn kesris Empu Gandring yang pernah digunakan oleh Ken Arok.
- Tohjaya memerintah hanya beberapa bulan dikarenakan banyaknya penolakan dari anak Anusapati yang bernama Ranggauwuni yang menuntut haknya sebagai raja selanjutnya dan didukung oleh cucu dari perkawinan Ken Arok dan Ken Dedes.
- Setelah gulingnya kekuasaan Tohjaya Ranggauwuni naik tahta dengan gelar Wisnuwardhana. Pemerintahan dari Wisnuwardana yang didukung oleh Cempaka membawa Singhasari menjadi kerajaan yang kembali aman dan damai.
- Kertanegara merupakan raja terbesar yang membawa kerajaan Singhasari menuju kepuncak kekuasaan. hal ini disebabkan oleh pemberharuan yang dilakukan oleh Kertanegara dalam sistem pemerintahan di kerajaan Singhasari.
Setelah dalam Pararton disebutkan mengenai raja-raja yang memimpin di kerajaan Singhasari kemudian tertulis mengenai raja-raja yang pernah memimpin di kerajaan Majapahit yaitu sebagai berikut:
- Raja Kertajasa Jayawardana (pada tahun 1293-1309). Kertajasa Jayawardana ataub yang memiliki nama asli Raden Wiajaya ini merupakan pendiri dari kerajaan Majapahit. Dimana dalam memerintah kerajaan Majapahit yang baru lahir hampir sama dengan sistem pemerintahan yang ada di Singhasari.
- Raja Jayanegara (1309-1328). Jayanegara merupakan anak dari Raden Wijaya yang ketika naik tahta bergelar sebagai Sri Jayanegara. Masa pemerintahan Jayanegara diwarnai dengan pemberontakan dari para sahabat ayahnya.
- Tribuwana Tunggadewi (1328-1350). Ketika Jayanegara meninggal Ia tidak meninggalkan seorang putra satupun sehingga tahta jatuh ketangan putri dari Gayatri yaitu Bhre Kahuripan yang ketika naik tahta bergelar Tribuwana Tunggadewi. Pada masa pemerintahan Tunggadewi pemberontakan dalam kerajaan Majapahit masih sering terjadi, tetapi dengan adanya pemberontakan ini telah memunculkan tokoh besar yaitu Mahapatih Gajah Mada. Pada masa ini pula Gajah Mada mengucapkan sumpah Palapa.
- Hayam Wuruk, ketika naik tahta usia Hayam Wuruk masih menginjak 16 tahun. Ia didampinggi oleh Mahapatih Gajah Mada dalam menjalankan roda pemerintahan. Pada masa Raja Hayam Wuruk inilah kerajaan Majapahit mampu mencapai masa keemasannya. Armada yang kuat, sistem pemerintahan yang maju, serta berkembangnya kebudayaan pada masa ini mampu membawa Majapahit dalam keadaan keemasannya. Pada nasa kekuasaan Hayam Wuruk Mahapatih Gajah Mada meninggal dunia sehingga Majapahit kehilangan sosok yang sangat berpengaruh dalam menjalankan roda pemerintahan di Kerajaan Majapahit.
Sepeninggalan Hayam Wuruk dan Gajah Mada pergantian raja-raja di Majapahit menurut pararton terjadi berulang kali dan dengan waktu yang relatif singkat. Salah satu nama raja Majapahit yang disebut di Pararton adalah Brawijaya.
Isi dari serat Pararton ini hanya meliputi kisah raja-raja dan bagaimana raja tersebut dalam menjalankan sebuah sistem pemerintahan, tetapi hampir setengah dari Serat Pararton menceritakan mengenai Ken Arok. Setelah itu baru membahas mengenai kerajaan singhasari dan Majapahit. Dalam mengetahui isi sesungguhnya serat Pararton masih sedikit sulit didapatkan. Hal ini dikarenakan terjemahan dari serat Pararton yang masih kurang.