Revolusi Industri

Berkembang dan majunya sebuah kebudayan pada sebuah bangsa merupakan tolak ukur atas keberhasilan negara tersebut. Sebuah negara mampu berkembang dan memiliki peradaban yang sangat maju apabila mampu mengikuti perubahan yang ada. Perubahan yang terjadi memiliki dua jenis perubahan. Pertama perubahan yang bersifat lama yang biasa disebut sebagai evolusi. Dan perubahan yang terjadi dalam waktu yang singkat atau disebut sebagai revolusi. Revolusi juga dikenal sebagai “perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung cepat dan menyangkut dasar atau pokok kehidupan masyarakat” (Putra, 2014:12) Meskipun terjadi dalam waktu yang singkat revolusi mampu memberikan dampak yang sangat luas. Salah satu revolusi yang sangat berpengaruh terhadap pengembangan teknologi adalah Revolusi Industri.

Penemuan Penemuan Besar Dalam Revolusi Industri Abad 18

Revolusi merupakan sebuah kata yang memiliki banyak definisi. Menurut Juma’De Putra revolusi dikenal “sebagai perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok kehidupan masyarakat” (Putra, 2014:12). Sedangkan dalam buku Sejarah Umum disebutkan revolusi adalah “sebuah perubahan, perombakan, pembaharuan yang cepat, endadak dan radikal, yaitu sampai ke akar-akarnya” (Hamid, 1981:160). Sehingga revolusi bisa diartikan sebagai suatu perubahan sosial atau ekonomi yang berlangsung cepat dan radikal yang membawa perubahan atas dasar kehidupan masyarakat hingga ke akar-akarnya. Revolusi beberapa jenis yang berbeda sesuai dengan bidang yang berubah. Salah satu jenis revolusi adalah Revolusi Industri.

Revolusi industri adalah sebuah perubahan yang lebih menekankan pada perubahan ekonomi dalam sebuah negara. Pengertian dari revolusi industri itu sendiri memiliki artian sebagai perubahan atau perombakan yang terjadi secara cepat dan radikal pada bidang penanganan industri dan teknik (Hamid, 1981:160). Perubahan pergantian tenaga manusia sebagai tenaga pengerak yang digantikan oleh tenaga uap sebagai pengerak yang memberika dampak luas terhadap kehidupan masyarakat pada saat itu adalah dasar mengapa perubahan tersebut disebut sebagai revolusi industri.

Perubahan yang sangat signifikan di Inggris mulai menyebar pada abad ke-18 (Webster, 2016:576). Pada abad ke-17 dan abad ke-18 Inggris merupakan negara yang paling memiliki keuntungan terbanyak dari sektor prdagangan dan hasil emas dan perak yang dikirim dari negara jajahan mereka di India juga merupakan sumbangan terbesar dalam kekayaan negara Inggris (Putra, 2014:14). Pada masa itu Inggris merupakan negara Agraris yang mayoritas masyarakat yang berada di wilayah pedesaan merupakan petani. Meningkatnya kekayaan negara Inggris diikuti oleh banyaknya kaum borjuis di negara Inggris.

Kaum Borjuis ini menanamkan modal dengan berternak domba untuk produksi kain wol, dikarenakan pada abad ke 18 minat pasar akan bahan wol sangat tinggi (Hamid, 1981:157). Sehingga para kaum borjuis yang memiliki modal tinggi melakukan barter wilayah tanah dengan para kaum petani. tanah yang sudah ditukarkan akan dijadikan lapangan luas sebagai tempat perternakan domba sebagai bahan dasar wol. Namun dalam pelaksanaannya tidak seluruh tanah yang ditukar maupun dibeli mendapatkan gantinya bahkan beberapa petani tidak mendapatkan gantinya. Berubahnya wilayah pertanian menyebabkan banyak petani yang berimigrasi kewilayah perkotaan Inggris.

Diwilayah perkotaan Inggris para pedagang dengan modal kecil tidak mampu bertahan dalam persaingan perdagangan. Sedangkan para pemilik modal besar mereka berlomba-lomba menyewa gedung yang luas untuk dijadikan sebagai tempat kerja. Gedung luas ini disebut manufaktur yang akan menjadi cikal-bakal dari pabrik perindustrian. Selain faktor modal besar dari kaum borjuismelimpahnya tenaga kerja yang berasal dari wilayah Irlandia serta dari migrasi para petani juga mendukung kelangsungan sistem kerja di manufaktur yang kelak mendukung terjadinya revolusi industri (Putra, 2014:15).

Manufaktur yang banyak berdiri di Inggris meningkatkan jumlah penyerapan tenaga kerja untuk menjadi tenaga pengerak dalam manufaktur. Para pekerja yang rata-rata terdiri dari kaum wanita dan anak-anak (Hamid, 1981:157). Hal ini terjadi karena upah mereka lebih murah dan mereka tergolong lebih penurut. Berdirinya manufaktur membuat para ilmuan pada masa itu mulai berinovasi dengan alat-alat yang digunakan dalam manufaktur. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah berkembang sejak abad ke-16 memudahkan para ilmuan di Inggris untuk melakukan inovasi (Putra, 2014:22).

Ide dan gagasan para ilmuan Inggris didukung dengan peran pemerintah dalam memberi dukungan untuk pengembangan alat produksi mampu menciptakan beberapa mesin yang sangat penting sebagai cikal dari revolusi industri. James Watt merupakan pelopor dari revolusi industri yang pertama kali mengembangkan mesin uap yang kemudian banyak digunakan sebagai tenaga pengerak didalam manufaktur (Putra, 2014:17). Selain penemuan mesin uap, sumber daya alam yang terdapat di Inggris sangat melimpah. Komoditas sumber daya alam di Inggris adalah batu bara dan biji besi. Dimana kedua komoditas tersebut berperan penting dalam pembuatan mesin-mesin industri. Meskipun pada awal penemuan biji besi para pelaku usaha industri masih belum bisa menggunakan dengan maksimal, namun pada abad ke-17 masyarakat di Inggris sudah mampu melebur biji besi dengan baik. Setelah berjalannya waktu barulah pada awal abad ke-19 peleburan besi semakin sempurna. Hal tersebut mampu menciptakan tokoh-tokoh yang ahli baja salah satunya adalah Thomas dari Inggris (Hamid, 1981:162).

Revolusi industri yang terjadi di Inggris disebabkan pula oleh faktor politik. Dimana pada masa sebelum terjadinya revolusi industri Inggris sudah terkenal sebagai negara yang kuat. Sehingga Inggris memiliki banyak tanah jajahan. Kekuasaan atas beberapa wilayah jajahan Inggris ini memberi arti penting akan jalannya revolusi Industri. Selain itu masuknya paham ekonomi liberal yang menciptakan banyaknya kongsi-kongsi dagang yang membebaskan mereka melakukan usaha ekonomi turut mendorong para pemilik modal besar untuk belomba-lomba memperbesar industri mereka.