Bagaimana Tantangan Pancasila sebagai ideologi Di Era Globalisasi
Kemajuan teknologi dan berkembangnya tatanan hidup diera globalisasi membuat banyak perubahan dibidang sosial, ekonomi, politik dan masih banyak lagi. Seiring perubahan yang dibawa oleh kemajuan teknologi juga berpengaruh pada keyakinan masyarakat pada Ideologi bangsa.
Seperti yang kita ketahui bahwa banyaknya pengaruh asing yang masuk di Indonesia dan banyak pula Ideologi yang mencoba untuk merubah dan mengeser Ideologi Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merupakan salah satu bentuk tantangan yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia. Pengaruh seperti ini sudah ada sejak awal pancasila lahir. Pada masa kepemimpinan Bapak Ir.Soekarno beberapa kelompok masyarakat ingin mengubah Ideologi negara Indonesia menjadi Negara yang berbasis Islam, sedangkan masa orde lama kita tahu bahwa salah satu partai politik ingin mengubah Ideologi Pancasila menjadi Ideologi Komunis. Dalam setiap pergantian pemerintahan bangsa Indonesia juga turut membawa pengaruh yang berbeda-beda. Tujuan Ideologi Pancasila yang bersifat terbuka membuat banyak pengaruh ideologi lain yang mencoba untuk masuk kedalam tatanan Pancasila.
Pada masa Orde Baru Pancasila cenderung digunakan sebagai tameng kekuasaan dimana segala keputusan yang dibuat bersumber pada pancasila, namun hal ini menyebabkan keputusan yang diambil bersifat otoriter sehingga menyebabkan banyaknya pihak masyarakat yang menganggap bahwa Pancasila merupakan sebuah alat untuk menghegemoni bangsa Indonesia. Sistem pemerintahan padamasa orde baru yang cenderung bersifat kapitalis dengan mengutamaka perkembangan ekonomi membuat para pemikir yang bersifat sosialis disingkirkan.
Secara historis pada rezim Orde baru Pancasila ingin dipisahkan dari tokoh yang sangat erat dengan Pancasila yaitu Ir. Soekarno. Sistem pemerintahan yang berorientasi pada pembangunan ekonomi dan militer membuatdemokratis Pancasila sulit berkembang. Pertumbuhan ekonomi yang banyak ditopang oleh golongan konglomerat dan modal asing menyebabkan rentannya gejolak politik asing di Indonesia.
Sehingga dengan keadaaan seperti itu menyebabkan banyak kaum muda dari berbagai organisasi menyuarakan pendapat untuk melakukan perubahan terhadap sistem pemerintahan dan tentunya mengembalikan Indonesia pada dasar negara Pancasila. Namun pada perjalaan reformasi hingga saat ini Pancasila masih belum menemukan titik untuk mampu berkembang lebih jauh. Terbukti dengan kehidupan rill masyarakat Indonesia yang masih cenderung bersifat kapitalis.
Setelah berlangsungnya reformasi bangsa Indonesia mengalami perubahan radikal. Masyarakat Indonesia masih memiliki kebencian terhadap rezim Orde Baru yang membawa dampak ketidakpercayaan tokoh-tokoh masyarakat untuk menggunakan Pancasila. Sehingga muncul sebuah wacana dari buku Kenichi Omahe yang berisi lima wacana yaitu: freedom, transparency, democratization, human rights, dan rule of law.
Dimana dalam buku ini merupakan salah satu bentuk pengaruh global yang ingin merubah pandangan bahwa sebuah negara yang kuat tidak memerlukan sebuah sistem pemerintahan maupun sebuah dasar negara. Tantangan yang lebih mencolok dari pengaruh sebuah faham yang masuk adalah fakta bahwa Pancasila belum bisa menjadi sebuah etos nasional. Nasionalisme dan kebanggaan sebagai manusia Pancasila masih sangat jarang kita temui. Menjadikan Pancasila sebagai dasar negara dan sumber rujukan untuk segala masalah juga jarang dilakukan.
Meskipun ada beberapa golongan yang masih menjujung tinggi nilai-nilai Pancasila namun itu hanya sebagai minoritas bukan mayoritas. Masuknya kurikulum asing yang dijadikan sebagai acuan untuk melakukan sistem pendidikan tanpa sebuah sikap kritis terhadap kurikulum tersebut. Hal tersebut juga bisa merupakan sebuah cara untuk merubah mindset anak bangsa mengenai pandangan hidup, cara berfikir maupun gaya hidup. Yang tentunya hal ini mampu membahayakan generasi penerus bangsa kedepannya.
Dalam kehidupan bernegara diera globalisasi masyarakat Indonesia yang cenderung masih banyak memegang aliran neoliberlisme akibat dari orientasi masyarakat sebagai manusia homo economicus. Kapitalisme yang agresif dan eksploitatif merupakan perwujudan dari bentuk kolonialisme yang tertata, rapi dan menawan yang menyebabkan mudahnya menarik rasa simpati untuk mengikuti aliran tersebut. Fenomena yang sering terjadi adalah kolonialisme yang bertopeng HAM.
Kemunduran nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika dan Persatuan Indonesia yang sering terjadi seperti perang antar suku, antar agama, dan antar ras. Berkembangnya sikap oligarchy dan anarchisme yang merupapakan bukti bahwa Pancaasila mengalami kemunduran. Sehingga budaya dan etika bangsa Indonesia dalam mengambil sikap politik, ekonomi maupun sikap kehidupan sehari-hari sudah sangat menyimpang dari cita-cita dan tujuan dasar Bangsa Indonesia yaitu Pancasila. ‘
Dampak yang disebabkan oleh Globalisasi mampu merugikan bangsa yang tidak mampu bertahan dengan Ideologi negara tersebut. dikarenakan bangsa yang mengikuti arus tanpa memiliki pegangan yang kuat akan mudah untuk dipengaruhi oleh bangsa lain sehingga mampu terjajah secara tidak disadari. Pengaruh Globalisasi mampu menyebabkan pergesarn nilai-nilai luhur bangsa.
Baca Juga:
Selain itu perubahan gaya hidup yang cenderung bersifat Individualisme sangatlah bertentangan dengan nilai-nilai pancasila yang sangat menjunjung tinggi gotong royong. Kedaulatan negara juga bisa terancam karena pengaruh liberalisme yang dibawa oleh globalisasi mampu mendorong sistem masyarakat dalam mengambil sebuah keputusan selalu memperhatikan situasi global. Hal ini menyebabkan banyaknya pengaruh asing yang mampu mempengaruhi peraturan dan pengambilan keputusan.
Apabila hal tersebut terus berlangsung maka lambat laun bangsa Indonesia akan dikuasai oleh pasar global. Arus globalisasi yang terus berkembang pesat tak mampu dibedung oleh sumber daya manusia yang belum berkompeten. Apabila bangsa Indonesia belum mampu mewujudkan cita-cita Pancasila hal tersebut bisa disebabkan oleh mental masyarakat Indonesia yang masih bersifat in-leader atau mudah mengagumi sesuatu dan sikap rendah diri menyebabkan tujuan dari kemerdekaan dan Pancasila masih jauh dari kata tercapai.
Sikap dan mental seperti ini juga membuat Indonesia rawan akan itervensi asing dan masuknya budaya asing yang mampu merubaha ideologi Pancasila. Sehingga menanamkan sikap Nasionalisme sekaligus aktualisasi dari nilai-nilai Pancasila sangatlah dibutuhkan