Mengenal Jurgen Habermas Pencetus Teori Tindakan Komunikatif
Jurgen Harbemas merupakan seorang filsuf terkenal yang lahir diwilayah Jerman. Lingkungan tempat tingga Jurgen merupakan daerah pertemuan antara agama Kristen Khatolik dan Kristen Protestan sehinggan Harbemas terbiasa melihat konflik-konflik dilingkungnya. Teori Tindakan Komunikatif yang digagas oleh Jurgen Harbemas ini lahir dari sebuah ide sederhana yang dibahas pertama kali dalam bukunya yang berjudul Zur Logik der Sozial Issenschaften. Kemudian dibahas lebih lanjut dalam buku The Theory of Communicative Action.
Teori ini memiliki tiga tujuan penting yaitu yang pertama mengembangkan konsep rasionalitas yang tidak lagi terikat dan dibatasi oleh premis-premis subyektif filsafat modern dan teori sosial, kedua mengonstruksi konsep masyarakat dua level yang mengintegrasi dunia kehiduan dan paradigma sistem, ketiga menyusun sketsa berdasarkan teori kritis tentang modernitas dan menganilis yang lebih menekankan pada perubahan arah dari pada pencapaian obyek pencerahan.
Biografi Jurgen Harbemas
Jurgen Harbemas dilahirkan di Dusseldorf Jerman pada tanggal 18 Juni 1929. Ayah Harbemas bekerja sebagai ketua Kamar Dagang Provinsi Rheinland Weatfalen di Jerman Barat. Kakek Harbemas merupakan seorang pendeta agama kristen. Keluarga mereka merupakan keluarga golongan kelas menengah yang masih tradisional.
Harbemas meraih gelar doktor dari Universitas Bonn tahun 1954 dan selama dua tahun bekerja sebagai seorang jurnalis. Pada tahun 1956 sampai 1959 Beliau menjabat sebagai asisten riset dari Theodor Adorno. Pada tahun 1964 Beliau menjabat sebagai seorang profesor filsafat di Universita J. Von Goethe, Frankfurt hingga saat ini. Beliau juga pernah menjabat sebagai seorang direktur Institusi Max Planck pada tahun 1971 hingga 1981.
Latar Belakang Pemikiran
Wilayah tempat tinggal Harbemas merupakan daerah yang memiliki suasana kontras. Dimana suasana kontras tersebut terlihat diantara keluarga Borjuis beragama protestan dengan lingkungan masyarakat yang mayoritas beragama Kristen Katolik. Suasana kontras seperti ini membuat Harbemas peka terhadap konflik-konflik yang terjadi dimasyarakat.
Lingkungan Jurgen Harbemas yang lebih dekat dengan aliran kiri radikal membuat beliau sempat menjadi anggota aliran tersebut. Namun Harbemas tidak lama mengikuti aliran tersebut karena ia banyak memiliki kritik terhadap kelompok tersebut. Harbemas mengkritik aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Menurut Harbemas yang penuh ketimpangan dan krisis sosial ,ekonomi, politik,dan life word maka komunikasi masyarakat tersebut akan bersifat semu dan distortif.
Di dekat rumah Harbemas terdapat sebuah toko buku sehingga beliau memiliki hobi membaca buku. Kepekaan sosial yang dimiliki oleh Harbemas dan didukung dengan hobinya membaca buku sehingga hal ini menjadikan beliau memiliki kemampuan intelektual yang tinggi. Semasa menjadi mahasiswa 2 buku yang ia baca yaitu History and Class Consciousness karya George Lukacs dan Dialektikder Aufklarung karya Ma Horkheimer dan Thepdor W Adorno menjadi acuan dalam pemikiran-pemikirannya.
Jurgen Harbemas yang merupakan seorang filsuf kontemporer yang terkenal Didunia. Beliau banyak memberikan motivasi dan inspirasi mengenai betapa pentingnya komunikasi. Menurut Harbemas komunikasi merupakan harta yang paling berharga yang tak pernah habis digali.
Dalam konteks sosial politik pemikiran Jurge Harbemas dapat dilihat pada sekitar tahun 1942-1945 ketika Jerman bersama Jepang dan Italia membentuk negara fasis untuk melawan sekutu. Pada saat itu Jerman dipimpin oleh Adolf Hitler dan pasca PD II sistem negara Jerman sangatlah ketat. Pemisahan ketat antara fungsi tenaga ahli dan politisi diganti dengan interaksi kritis hal tersebut disebut dengan rasionalitas kekuasaan model pragmatis. Sistem pemerintahan yang bisa menyebabkan hubungan timbal balik ini membuat para mahasiswa yang beraliran kiri menuntut secara konsisten melawan rekan rekan kiri baru. Ketaatan terhadap UUD federasi Jerman yang mendukung intervensi NATO dan memihak blok barat.
Tindakan komunikatif yang digagas oleh Jurgen Harbemas menentang cloning yang terjadi pada saat itu. Bagi Jurgen Harbemas beliau menginginkan pemerintahan yang relevan perpaduan antara pemerintahan asimilasi dan komunikatif yaitu multikulturalistik. Multikulturalisme mengangkut solidaritas dan kesamaan komitmen pada suatu bentuk kehidupan bersama yang bersifat lintas kelompok .
Baca Juga:
- Kunci Dan Asumsi Teori Konflik Ralf Dahrendorf
- Inti Teori dan Aplikasi Teori Konflik Ralf Dahrendorfdalamkehidupan Sehari-hari
Fokus Realitas Sosial Yang Dianggap Otonom
Realita sosial yang dikembangkan dalam teori sosial Habermas adalah struktur atau determinisme struktur. Dalam penjelasan teorinya dipaparkan bahwa kerja Marx menjadi perhatian Habermas dengan mempertimbangkan komunikasi. Menurut Habermas, perubahan komunikasi struktur masyarkat modern dicirikan oleh kebebasan keterbukaan komunikasi.
Komitmennya pada modernisasi dan kesetiannya pada masa depan yang dibangun oleh para pemikir kontemporer. Kreasi besar Haberman adalah upaya ia melanjutkan teori dasar dalam teori sosial modern. Dengan kata lain, Habermas dapat dikatan sebagai pemikir proyek modernisasi yang terakhir.
Fokus Penjelasan Yang Dianggap Independen
Sumbangan pemikiran Habermas pada filsafat moral politis adalah etika diskursus dan demokrasi deliberatif. Pertama, etika diskursus adalah hasil sebuah proses yang sudah berlangsung lama. Agama universalistik sudah menjelaskan moralitas dari adat dan menerapkan universalitas sebagai cara hidup.
Padahal hanya sebuah norma yang berlaku di mana pun dan kapanpun dianggap memadai secara moral dan universal hanya dapat dipastikan dan sebuah diskursus dengan melibatkan semua yang terkait. Etika diskursus baru digunakan apabila jawaban-jawaban secara tradisional diberikan tidak diterima begitu saja. Dengan demikian, prinsip diskursus menyatakan sikap bebas pamrih, adil, terbuka, dan mau belajar sehingga akan menyetujui aturan diskursus.
Kedua, demokrasi deliberatif adalah demokrasi di mana legitimasi hukum tercapai karena hukum lahir dari diskursus-diskursus dalam masyarakat sipil. Selain kekuasaan administratif (negara) dan kekuasaan ekonomis (uang) terbentuk suatu kekuasaan komunikatif melalui jaringan-jaringan komunikasi publik masyarakat sipil.
Teori diskursus menuntut radikalisasi logika komunikasi politis yang ada dengan sarana-sarana diskursif sehingga yang berpartisipasi dalam komunikasi politis tidak hanya aparat negara, para wakil rakyat, dan para pemegang mandat kekuasaan tetapi juga terutama seluruh warga negara. Demokrasi deliberatif adalah idealisme nyata masyarakat plural melalui komunikasi secara intensif antara semua bagian secara terus-menerus dan mewujudkan sistem politik yang dimiliki bersama dan mendukung hidup secara damai.