Awal Perkembangan Politik
Sebelum pemerintahan kesogunan Tokugawa Jepang diimpin oleh orang-orang kuat yang merupakan garis keturunan dari masa Kesogunan tersebut. Para pemimpin tersebut antara lain adalah: Oda Nobunaga (1534-1582), Hideyoshi Toyomotomi (1537-1598), dan Iyeyashu Tokugawa (1543-1616). Pada masa kepemimpinan Oda Nobunaga ia berkedudukan di wilayah Nagoya dan pada tahun 1568 berhasil merebut ibu kota. Cita-cita dari Oda Nobunaga adalah menyatukan seluruh Jepang, akan tetapi cita-cita tersebut belum bisa terwujud hingga Ia meninggal (1582).
Setelah Oda Nobunaga meninggal kepemimpinan Jepang diambil alih oleh Hideyoshi dan ibukota dipindahkan ke Osaka. Setalh memindahakan ibukota dan mengatasi kericuhan didalam negeri Shogun Hideyoshi ia bermaksud mengadakan ekspansi ke wilayah Korea agar bisa dijadikan sebagai batu loncatan menuju Cina. Penyerangan yang dilakukan Hideyoshi terhadap Korea dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada tahun 1592 dan 1597. pada penyerangan yang kedua Hideyoshi mampu menduduki Korea, akan tetapi belum sempat menikmati kemenanganya pada tahun 1598 M ia meninggal dunia. Setelah Hideyoshi meninggal kekuasaan diambil alih oleh Shogun Tokugawa.
Zaman pemerintahan Tokugawa sangat berbeda dengan zaman-zaman pemerintahan Shogun sebelumnya. perbedaan yang mencolok adalah pada sistem pemerintahan dan juga politik nya. Dalam buku Sejarah Asia Timur 1 yang ditulis oleh Drs. Leo Agung, menyebutkan bahwa keluarga Tokugawa sebagai keluarga Shogun terakhir dalam menjalankan pemerintahan menerapkan tata cara sebagai berikut :
Peran Shogun Tokugawa Dalam Politik
Shogun sebagai pemimpin pemerintahan sedangkan kaisar hanya sebagai lambang saja. Peran Shogun dalam pemerintahan meliputi sebagai berikut:
- Sei-i Tashogun (biasanya disebut Shogun) yang berarti panglima tertinggi pasukan ekpedisi dalam melawan orang biadab. Shogun ini ditugaskan menaklukkan wilayah bagian timur Jepang.
- Seiteki Tashogun yaitu bertugas sebagai Panglima penakluk orang Barbar.
- Shogun dengan peringkat terendah disebut Seisei Tashogun yang tugasnya menaklukkan wilayah bagian barat Jepang.
Selain hal tersebut berbagai peran Shogun yang dibuat dan diterapkan oleh pemerintahan Tokugawa (bakufu) adalah :
- Kinchunarabini Kuge Shohatto yaitu Shogun memiliki kuasa untuk menentukan siapa saja yang boleh bertemu kaisar. Rakyat biasa tidak boleh bertemu langsung dengan kaisar, terkecuali Daimyo (Tuan Tanah) atau disebut juga kepala wilayah dapat bertemu Kaisar bila mendapat persetujuan Shogun. Dalam hal ini Shogun juga berperan menanggung biaya hidup Kekaisaran.
- Buke Shohatto adalah dimana para bushi, semua yang bekerja pada pemerintahan baik yang di daerah maupun yang di pusat, kehidupannya diatur oleh Shogun. Daimyo juga tidak boleh bersekutu dengan wilayah lain, walaupun itu persekutuan berupa perkawinan dan perdagangan. Karena hal tersebut, setiap Daimyo yang ingin menikah harus melalui izin dari Shogun. Untuk menghindari persekutuan melalui jalur pedagangan Shogun menetapkan tempat yang bisa dikontrol setiap saat. Yaitu hanya di wilayah Osaka, Kyoto dan Edo (sekarang disebut Tokyo).
Baca Juga: Kesoghunan Tokugawa Jepang
Para Daimyo
Pada masa Tokugawa peranan Daimyo tidak teralu besar seperti pada masa Ashikaga (Daimyo merupakan pemimpin wilayah kekuasaan di daerah-daerah). Peran daimyo memiliki batas-batas yang jelas dan dibagi menjadi tiga golongan daimyo.
1. Daimyo Shimpan
Daimyo pertama yang selalu mendapat perlakuan khusus karena berasal dari 3 cabang keluarga inti (Gosanke) Shogun tokugawa yang disebut Shimpan. Dimana 3 cabang keluarga inti (Gosanke) tersebut dipimpin oleh putra Tokugawa Ieyasu. Nama putra Tokugawa Ieyasu dan cabang keluarga inti yang dipimpin adalah :
- Tokugawa Yoshinao yaitu penguasa Han Owari generasi pertama. Han Owari merupakan cabang dari Gosanke (rumah keturunan untuk Shogun yang tidak memiliki ahli waris dengan mengangkat anak dari cabang tersebut) .
- Tokugawa Yorinobu yaitu penguasa Han Kii generasi pertama cabang kedua dari Gosanke.
- Tokugawa Yorifusa yaitu panguasa Han Mito (tempat kelahiran Tokugawa Yoshinubu Shogun terakhir) generasi pertama cabang ketiga Gosanke. Memiliki pendapatan paling kecil dari cabang keluarga tokugawa lainnya. Kepala daerah kekuasaan Mito dikarenakan selalu berdampingan dengan Shogun secara tidak resmi dikenal sebagai “wakil Shogun.” Hal tersebut menandakan Bakufu (pemerintahan Tokugawa) dengan sengaja mengabaikan status keluarga Mito.
2. Daimyo Fudai
Daimyo kedua yaitu Fudai. Fudai adalah daimyo secara turun temurun menjadi pengikut setia dan membantu Shogun bahkan sebelum Tokugawa Leyasu mengalahkan musuhnya.
3. Daimyo Tozama
Tozama merupakan daimyo urutan ketiga dan baru bertekuk lutut pada Shogun setelah kalah pada pertempuran perang sekigahara yang berlangsung pada tahun 1600.Jumlah daimyo ini terdiri dari 63% dari golongan pertama dan kedua sedangkan 37% merupakan golongan ketiga. Banyaknya jumlah daimyo ini merupakan pendukung naiknya leyasu Tokugawa menjadi Shogun. Selanjutnya Tokugawa juga membuat peraturan mengenai tempat tinggal para daimyo.
Peraturan ini disebut sebagai Sankin Koutai yaitu mengharuskan setiap daimyo untuk tinggal di Edo (sekarang Tokyo). Daimyo Shimpan dan Fudai masing-masing selama 6 bulan. Sedangkan Daimyo Tozama diwajibkan tinggal lebih lama di Edo selama 1 tahun. Hal ini disebabkan Daimyo Tozama dicurigai akan melakukan pemberontakan dan melawan Shogun. Hal tersebut yang menyebabkan Shogun membuat peraturan untuk para Daimyo Tozama harus tinggal lebih lama di Edo daripada Daimyo lainnya. Banyaknya Daimyo yang tinggal di Edo, dan wilayah daerah yang harus menanggung biaya hidup para Daimyo ini menyebabkan petani harus membayar pajak sebanyak 60%. Dengan pajak sebesar itu akibatnya petani dilanda kemiskinan.