Hasil dari penemuan-penemuan nekara di Pulau Bali
Zaman Paleometalik atau yang kita kenal sebagai zaman logam/perunggu merupakan zaman dimana manusia purba sudah mengenal alat yang terbuat dari logam/perunggu. Salah satu jenis peninggalan zaman paleometalik adalah nekara. Berikut adalah 6 penemuan nekara yang ada di Bali.
- Nekara Bulan Pejeng
Nekara ini merupakan nekara terbesar di Indonesia, yang memiliki tinggi 186,5 cm, diameter bidang pukul selebar 160 cm, memiliki tebal bidang pukul setebal 3mm. Bentuk pinggang dari nekara ini langsing. Pola hiasan pada nekara bagian atas ini berupa hiasan pola berbintang dengan 8 sinar. Diantara pola sinar tersebut terdapat pola hias ekor burung merak yang dikelilingi oleh pla melingkar.
Dibagian bahu dibagi kedalam ruang-ruang horizontal dimana setiap ruang memiliki hiasan yang berbeda-beda. Seperti ruang kedua berhiaskan susunan igir, ruang ketiga hanya terdapat garis melingkar tebal untuk menghubungkan ke ruang selanjutnya dan setiap ruang dari bagian bahu juga memiliki keunikan tersendiri dalam pola hias.
Dalam bagian bahu ini juga terdapat pengangan dimana setiap jarak antara pengangan yang satu dengan yang lainnya terdapat pola berbentuk topeng. Pola topeng ini mengambarkan tentang fisik atau bentuk wajah manusia pada zaman tersebut.
Bagian tengah nekara ini berada diantara bagian atas dan bagian bawah. Lebih spesifik bagian tengah ini berada dibawah pengangan atau dibawah pola topeng. Pada bagian tengah ini terdapat pola anyaman dan garis silang yang rapat. Bagian bawah memiliki pola hias berupa pola tumpul dan garis-garis vertikal.
Saat ini nekara ini berada di Pura Panataran Sasih, Desa Pejeng, Gianyar. Nekara ini diletakan ditengah-tengah pagar kayu dengan posisi tidur diatas batu sehingga menyebabkan beberapa bagian pada nekara ini mengalami kerusakan.
2. Nekara yang berasal dari Desa Bebitra, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar.
Nekara ini ditemukan tahun 1962. Nekara ini memiliki diameter sebesar 55 cm. Pola hias hampir sama dengan nekara yang berada di Desa Pejeng yaitu memiliki pola bintan dengan 8 sinar diantara sinar terdapat pola burung merak. Dalam pola bintang terdapat 4 ruang dengan pola hias yang berbeda. Pola igir-igir menghiasi bagian fragmen bahu. Saat ini nekara ini disimpan di Pusat Arkeologi Nasional Jakarta.
3. Nekara dari Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng
Nekara ini ditemukan tahun 1978 oleh I ketut Saleg. Karena ketidak tahuan mengenai keberadaan nekara ini pada saat pengalian nekara ini mengalami kerusakan karena hantaman keras saat digali. Akibatnya pecahan pecahan dari nekara ini di jual kepada beberapa orang. Pada akhirnya nekara ini dikembalikan kepada negara.
Dalam rekonstruksi nekara ini memiliki tinggi 84 cm dengan diameter bidang pukul selebar 62 cm. Pada bagian atas telah rusak namun dalam hasil rekronstruksi terdapat pola bintang dengan 12 sinar. Terdapat potongan pola hias pada ruang selanjutnya yang terbagi menjadi 4 bagian dimana apabila keempat bagian ini dihubungkan pola hiasnya bisa menyerupai bunga yang sedang merekah.
Pada bagian bahu terdapat dua bagian yaitu bagian vertikal dan horizontal dengan pola hias tumpal dan garis-garis. Bagian dan pola tersebut juga terdapat pada bagian tengah.
Baca Juga :
- Mengulas Zaman Paleometalik atau Zaman Logam pada Kehidupan Manusia Purba
- Mengenal Arkeologi, Ilmu Yang Mempelajari Tentang Kebudayaan Masa Lampau
4. Nekara dari Desa Ularan, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng
Nekara ini ditemukan oleh I Ketut Mastra di kebunnya. Pada penemuan didaerah Ularan juga ditemukan nekara dari pahatan batu. Tinggi nekara ini adalah 27 cm dengan diameter bidang pukul 16 cm. Karena bagian atas telah rusak sehingga pola hias yang terlihat hanya pola berbintang dengan hiasan melingkar.
Pada bagian bahu terdapat pola hias gari-garis yang jarang dengan hiasan beruopa topeng bentuk segitiga. Pada bagian tengah hampir sama dengan yang lain yang terbagi menjadi 2 pola yaitu horizontal dan vertikal. Bagian bawah juga sama seperti bagian tengah
5. Nekara di Banjar Panek, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem
Nekara ini merupkan nekara yang berukuran kecil yang hanya memiliki tinggi 45 cm dengan diameter bidang pukul selebar 22 cm. Memiliki 3 bagian yaitu bagian atas, tengah, dan bawah. Bagian atas terdapat pola berbintang dengan 8 sinar dengan pola pengambaran burung merak. Bagian bahu terdapat ruang-ruang dengan pola hias yang berbeda. Terdapat pegangan pada sisi luar nekara dengan ola topeng disela-sela pegangan. Bagian tengah terdapat panil-panil horizontal dan vertikal. Bagian bawah hanya sedikit memiliki hiasan berua pola hias tangga dan garis-garis miring.
6. Nekara dari Desa Manikliyu, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli
Nekara ini merupakan nekara pertama kali yang dialkukan pengalian yang diperuntukan penelitian. Nekara ini ditemukan dalam pengalian bersamaan dengan penemuan hasil kebudayaan zaman megalitik dan zaman perunggu. Pada saat pengalian nekara ini berposisi ditidurkan. Nekara ini memiliki tinggi 120 cm dengan diameter bidang pukul selebar77 cm.
Pola hias yang terdapat pada bagian bagian nekara hampir sama dengan pola-pola yang ada pada nekara yang lain. Hanya saja perbedaan terdapat pada bagian nahu dimana pengambaran topeng terlihat lebih jelas, serta pada bagian bawah yang hanya memiliki pola hiasan dibagian tepi dengan pola hias yang bertolak belakang.
Nekara ini berbeda karena didalam nekara ini ditemukan rangka manusia dengan tangan dan kaki terlipat dan posisi terlentang. Posisi badan dimulai dari kepala yang berada dibagian bahu, dilanjutkan bagian badan di bagian tengah menuju kebagian kaki.Dalam pnemuan-penemuan di Pulau Bali ditemukan pula alat cetak dari batu untuk pembuatan nekara.
Di Bali Nekara disetarakan dengan dewa sehingga fungsi nekara dijadikan sebagai bahan untuk upacara adat. Dimana nekara hanya boleh diturunkan dari pura apabila digunakan untuk sebuah upacara adat atau yang biasa disebut upacara odalan pura. Fungsi nekara juga diajdikan sebagai tempat pengkuburan seperti yang ditemukan di Manikliyu. Apabila dilihat dari penemuan yang terdapat di Manikliyu maka fungsi dari nekara juga bisa sebagai tempat bekal untuk yang meninggal.