Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Masa Yunani Klasik
Menurut sejarah, bangsa Yunani dikenal dengan para ilmuan yang bergerak pada bidang ilmu pengetahuan dan terkenal hingga saat ini. bangsa Yunani juga merupakan salah satu bangsa kuno yang maju dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi pada zaman dahulu selain bangsa Mesir, Babylonia, dan Romawi. Hal yang membuat bangsa Yunani menjadi maju terdapat beberapa sebab, sebab-sebab itu diantaranya :
- Faktor geografis dari Yunani dimana daerahnya yang bergunung-gunung dan tanahnya tidak subur. Hal ini memacu para penduduknya untuk berpikir dan berkreasi agar mampu bertahan hidup
- Orang Yunani membangun hubungan dengan bangsa-bangsa lain seperti Mesir, Babylonia, dan yang lainnya, sehingga terjadi tukar-menukar pengetahuan
- Penduduk Yunani memiliki hak otonomi kemerdekaan dan kemakmuran di bidang ekonomi, sehingga mereka lebih berkonsentrasi untuk menumbuhkembangkan pengetahuan
- Bangsa Yunani menghargai logika dan cara berpikir yang rasional
- Bangsa Yunani selalu terlibat aktif dalam urusan politik, ekonomi, dan sosial. Hal iti membuat mereka selalu berusaha untuk mencari pemecahan dalam setiap masalah yang muncul.
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan Yunani, terdapar beberapa filsuf yang ikut andil dalam perkembangan ilmu pengetahuan Yunani klasik diantaranya Sokrates, Plato, dan Aristoteles. Di bawah ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang ketiga filsuf asal Yunani tersebut dimana membantu berkembangnya ilmu pengetahuan dari zaman Yunani sampai sekarang ini :
Sokrates
Sokrates merupakan salah satu filsuf dari Yunani yang lahir di Athena 470 SM dan meninggal pada tahun 399 SM (sekitar 71 tahun). Namun dalam kehidupannya, Sokrates mengalami cacian dari tiap-tiap orang baik disekitarnya maupun oleh pemerintahan.
Sokrates dipenjara karena pemikiran yang membuat semua orang bingung dan pada saat zaman Yunani hal yang sudah disepakati secara bersama baik itu hal yang salah ataupun benar maka itu akan menjadi benar. Contohnya seperti menolak dewa-dewa yang diakui negara dan telah memunculkan dewa-dewa baru, serta membingungkan pemikiran kaum muda.
Pemikiran yang dibuat oleh Sokrates adalah dilektesis (tanya jawab) dimaba semua hal yang sudah pasti atau masih rancuh harus dipertanyakan terlebih dahulu, jika hal tersebut sudah rasional dan sesuai dengan retorika pemikiran, maka hal tersebut sudah dipastikan pasti benar.
Menurut Sokrates sebuah ilmu pengetahuan jika tidak didasari oleh pemikiran rassional, maka pengetauan tersebut haruslah dipertanyakan. Pemikiran Rasional terhadap pengetahuan pertama kali dicetuskan oleh Sokrates, dimana semua hal yang masih dipertanyakan haruslah diselesaikan dengan rasional. Dari pemikiran tersebut, negara menghukum Sokrates di penjara dan akhirnya ia meninggal di penjara sekitar umur 71 tahun. Dari pemikiran tersebut, Plato memberi nama metode filsafat dari Sokrates adalah Dialektesis.
Sokrates mencari kebenaran dengan pemikiran rasionalnya, pemikiran dari Sokrates adalah tanya jawab, yang dimaksud dari tanya jawab ini adalah membandingkan dari pemikiran satu dengan yang lain, jika terjadi kesamaan antara pemikiran tersebut, maka hal tersebut dianggap benar oleh Sokrates.
Penjelasan di atas memberikan penegasan bahwa ajaran etika Sokrates bersifat intelektual dan rasional. Dalam masa hidupnya, Sokrates sama sekali tidak meninggalkan karya, tetapi yang ditinggalkan adalah cara berfikir rasional tersebut.
Baca Juga: Yunani Klasik dalam Perkembangan IPTEK
Plato
Plato dilahirkan di Athena pada tahun 427 SM dan meninggal pada tahun 347 SM atau sekitar umur 80 tahun. Plato merupakan salah satu dari murid Sokrates yang berhasil menjadi filsuf besar hingga diingat sampai sekarang. Sebelum menjadi murid Sokrates, dulu Plato juga pernah berguru kepada Kratylos, namun yang diajarkan oleh Kratylos tidak terlalu membekas kepada Plato.
Banyak karya yang diciptakan oleh Plato yang bersumber dari pemikiran Sokrates , seperti Apologia, Kriton, Euthypro, Parmindes, dll (banyak membahas tentang Sokrates), Gorgias, Euthydemos, Kratylos, dll (banyak membahas tentang pemikiran Sokrates dan gagasan Plato), Politeia, Kritias, Timaeos, dan Nomoi (sudah termmasuk gagasan Plato).
Karya dari Plato tersebut lebih banyak dialog yang menceritakan tentang gurunya Sokrates dan juga pemikirannya (Sokrates). Namun, ada juga karya yang membahas tentang ilmu pengetahuan salah satunya Teori bentuk. Teori bentuk menurut Plato adalah forma-forma abstrak non material-lah yang merupakan realitas tertinggi dan paling mendasar, bukan dunia material yang berubah-ubah yang biasanya ditangkap lewat sensasi indra.
Dalam hal ini forma adalah sesuatu yang bersifat spasial (jadi mengatasi ruang) dan temporal (jadi mengatasi waktu). Forma bersifat temporal berati tidak berada dalam kerangka waktu, melainkan menjadi alas dari waktu, dan dengan demikian menentukan awal, kelangsungan, dan akhir, sehingga forma tidak tunduk kepada keabadian maupun kesementaraan. Forma bersifat spasial berarti tidak memiliki dimensi ruang maupun terbatas pada lokasi.
Plato menerangkan Teori bentuk sebagai teori dua alam (teori dua dunia). Alam pertama yakni alam abadi (immaterial), dan tidak berubah. Alam eidos yang bersifat ethik dan menjadi acuan dari dalam kedua yang tergantung dari pengalaman yang wadag dan keberadannya berupa partisipasi dalam, atau merupakan peniruan dari dunia eidos yang sebenarnya berupa paradigma.
Sokrates sudah terlebih dahulu mempersoalkan kebaikan sebagai tujuan ethik, namun Plato mengungkapkan gagasan ini dalam kerangka yang nelompati jangkauan ethik dan menggaapai alam ontologis dari asal dan tujuan eksistensi.
Aristoteles
Aristoteles lahir di Stageira, Semenanjung Kalkidike, pada tahun 384 SM dan meninggal pada tahun 322 SM atau srkitar 63 tahun. Aristoteles merupakan murid dari Plato, sehingga bisa ditarik kesimpulan antara Sokrates, Plato, dan Arostoteles merupakan filsuf yang saling berhubungan dalam pemikirannya.
Aristoteles mmerupakan menantu dari salah satu murid Plato juga yakni Hermeias, ia menikahkan Aristoteles dengan anaknya bernama Phythias, Phythias pun meninggal dunia dan Aristoteles menikah lagi dengan Herpyllis. Dari pernikahan tersebut lahir seorang anak laki-laki yang dikemudian hari akan membukukan karya-karyanya yang berjudul Ethika Nikomacheia. Aristoteles meninggal pada umur 62 tahun dikarenakan sakit perut.
Dalam karya Aristoteles membagi pengetahuan ilmiah kedalam tiga golongan yakni ilmu theoritis, ilmu praktis, dan ilmu produktif :
- Ilmu theoritis terdiri dari theologi, matematika, dan ilmu alam. Tujuan dari theoria adalah untuk mengetahui kebenaran. Fisika hendak mengetahui perkara wadag yang berubah. Matematika bertujuan untuk mengetahui fenomena ekstensial yang tidak berubah
- Ilmu praktis mencakup ethika dan politik. Tujuan dari praxis adalah menguasai kecakapan bertindak berdasarkan kemampuan etis
- Ilmu produktif meliputi poethika dan retorika. Tujuan dari poiesis adalah untuk menciptakan atau mengadakan sesuatu.