Biografi Ralf Dahrendorf dan Latar Belakang Teoteris
Ralf Dahrendroft merupakan seorang pemikir yang mencetuskan teori konflik dan dikenal peduli dengan pelayanan publik, politik dan liberalisme ini lahir di Hamburg, Jerman tanggal 1 Mei 1929. Ayah Dahrendorf bernama Gustav Dahrendorf ia merupakan seorang politisi Sosial Demokrat. Ralf dahrendrof memiliki tiga putri dari istri pertama nya. Kemudian ia memiliki istri kedua yang bernama Ellen, yang merupakan ahli sejarah Rusia yang dinikahi tahun 1980.
- Riwayat pendidikan Ralf Dahrendrof
Ia belajar filsafat dan karya klasik di Universitas Hamburg. Mendapatkan gelar doktor pada tahun 1952 sebelum mengikuti postgraduate di bidang sosiologi di London of Economics antara 1952-1954. Ralf Dahrendrof meraih gelar doktor keduanya pada tahun 1956. Pada tahun 1958 Dahrendrof menjadi Profesor di bidang Sosiologi di Universitas Hamburg. Kemudian ia memikiki jabatan di University of Tbingen pada tahun 1960-1965, dilanjutkan pada tahun 1966-1969 di University of Kostanz, dan menjadi Vice-Chairman Komite Pandangan pada tahun 1964-1966.
- Karir Politik Ralf Dahredroft
Ralf Dahrendrof memulai karir politiknya di Jerman pada tahun 1968. Ia pernah terpilih menjadi anggota Free Democrat di The Baden-Wrttemberg Landtag. Pada tahun 1970. Dahrendrof meninggalkan politik Dalam Negeri dan melaksanakan tugas sebagai anggota Komisi Eropa.
Pada tahun 1974 ia memfokuskan diri kepada dunia akademik dan intelektual dan meninggalkan dunia politik. Ia menjadi seorang direktor The London School of Economics pada tahun 1974-1984. Ketika berada di Inggris ia menjadi pimpinan a. St. Antony’s College, Oxford, pada tahun 1987 hingga ia pensiun pada tahun 1997. Selain ia aktif pada bidang akademik ia juga aktif dalam bidang sosial. Salah satu kegiatan sosial yang ia lakukan di Inggris ialah membantu Commission on Elektoral Reformasi pada tahun 1975-1976. Ralf Dahrendrof memperoleh dua puluh lima gelar kehormatan dan tanda jasa dari tujuh negara. Dari sekian banyak buku yang ia terbitkan yang paling bertahan hingga sekarang adalah volume sosiologi, Soziale Klassen und Klassenkonflict (Class and Class Conflict).
Menurut Wirawan(2013:87) Dahrendroft mengkritik teori Mark dengan lima alasan berikut:
- Lemah secara konseptual tanpa memisahkan antara konflik kelas sebagai penyebab perubahan sosial (sosiologis, empiris, dan dapat diuji) dengan masyarakat kapitalis (filosofis, dan tidak dapat diverifikasi).
- Pendapat Mark mengenai arti kepemilikan yang memiliki artian sempit.
- Kapitalisme yang dikemukakan oleh Mark telah mengalami transformasi, sehingga sudah tidak relevan untuk digunakan.
- Kpitalisme hanya merupakan salah satu dari subtipe masyarakat pasca-industri.
Pertentangan antar kelas semakin rumit dikarenakan adanya kepentingan ekonomi dan politik.
Konteks Sosial yang melatar Belakangi Teori
Teori konflik merupakan sebuah fakta utama dalam masyarakat. Menurut Bachtiar (M.S, 2013:107) sebuah konflik lebih banyak dpahami sebagai keadaan tidak berfungsinya, komponen-komponen masyarakat sebagaimana semestinya. Dalam penulisan teori konflik Ralf Dahrendroft diawali dengan kritiknya terhadap teori Konflik karya Karl Mark.
Lewat teorinya ini Dahrendroft ingin menerjemahkan pikiran-pikiran Mark kedalam suatu teori sosiaologi. Berbeda dengan Mark, Dahrendroft menolak adanya masyarakat tanpa kelas, dan mengatakan bahwa masyarakat tanpa kelas hanyalah sebuah spekulatif dan belum ada data empiris.
Bagi Dahrendroft dalam pandangan statifikasi sosial, bahwa pengkelompokan kelas tidak hanya didasari atas pemilikan sarana-prasarana, namun juga keterkaitan mengenai hubungan-hubungan kekuasaan.
Fakta yang mempengaruhi Teori
Analisis mengenai kapitalisme tersebut merupakan koreksi terhadap pemikiran Mark. Menurut Dahrendroft telah terjadi perubahan besar pasca masyarakat industri abad 19. Terjadinya dekomposisi atau perubahan bentuk lebih sederhana menyebabkan para analis kesulitan untuk membedakan kaum borjuis yang monopolitis.
Baca juga :
- Penemuan 6 Nekara Di Pulau Bali Sebagai Bukti Zaman Paleometalik Di Indonesia
- Faktor Yang Mendorong Revolusi Industri
Dekomposisi ini juga terjadi pada kaum tenaga kerja, sehingga menyebabkan pasar saham dan moilitas diantara kelas masyarakat, serta munculnya kelas menengah baru dikalangan masyarakat. Dengan demikian penjelasan Mark mengenai teori konflik hanya relevan pada masa kapitalisme tahap awal ukan pada masyarakat postcapitalist.
Dia mengatakan bahwa dalam fungsional struktural, keseimbangan atau kestabilan bisa bertahan karena sebuah kerja sama atau konsesus, sedangkan dalam pandangan konflik sebuah keseimbangan terjadi akibat sebuah paksaan. Hal ini membawa seseorang untuk bisa menguasai atau memiliki otoritas atas pribadi orang lain.
Dengan demikian, posisi tertentu dimasyarakat mendelegasikan kekuasaaan dan otoritas terhadap posisi yang lain. Sehingga fakta tersebutlah yang membawa Dahrendroft membuat sebuah tesis penting yakni distrbusi otoritas atau kekuasaan yang berbeda-beda merupakan faktor yang menentukan bagi terciptanya konflik sosial.