Sejarah singkat kerajaan majapahit dan gambaran Pendidikan awal pada masa Hindu Budha
Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dalam kehidupan manusia terus berkembang seiring dengan berkembangnya waktu. Jenis pendidikan yang diberikan dan bagaimana pendidikan itu diterapkan jelas berbeda pada setiap periode sejarah. Sebagai contoh pendidikan pada masa hindhu budha dan pada masa kolonial, dimana dari kedua masa tersebut perbedaan dari pengaruh yang diberikan sangatlah berbeda.
Perbedaan ini membuat setiap periode pendidikan memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Di Indonesia sendiri perbedaan perkembangan pendidikan mulai terlihat jelas setelah berkembangnya kerajaan-kerajaan yang beragama Hindu Budha. Dimana setelah masuknya kedua agama ini pendidikan yang diberikan mulai berpedoman ada kitab dari kedua agama ini. Salah satu kerajaan Hindu Budha terbesar yang pernah ada di Indonesia adalah kerajaan Majapahit. Pada masa kerajaan Majapahit Pendidikan yang diajarkan meliputi pendidikan dibidang kesusastraan, perguruan dan pendidikan keagamaan.
Pada bidang kesusastraan pada masa Majapahit yang terkenal adalah kitab yang dikarang oleh empu Prapanca yaitu Kitab Negara Kertagama. Lahirnya kitab ini membuktikan bahwa ada masa pemerintahan Majapahit pendidikan sangat di perhatikan. Bahkan pada suatu sumber disebutkan bahwa pada masa Majapahit telah dibangun perpustakaan yang berisi buku buku berharga. Perpustakaan tersebut disebut sebagai “Sana Pustaka”.
Selain hasil karya dari para pujangga, adanya perguruan yang berdiri ada masa kerajaan Majapahit menujukan pula bagaimana sistem pendidikan yang sudah berkembang pesat pada masa itu. Pada masa kerajaan Majapahit terdapat dua perguruan atau yang biasa disebut sebagai “Peguron” yang pertama adalah Peguron Kraton dan yang kedua adalah Peguron Biasa.
Sistem pendidikan pada masa kerajaan Majapahit ini dipengaruhi oleh agama Hindu Siwa dan Budha. Dimana sistem pengajaran yang diajarkan berdasarkan kedua kitab dari kedua agama tersebut. Pada masa kejayaan Majapahit yang dipimpin oleh Raja Hayam Wuruk sistem pendidikan yang diajarkan juga berkembang pesat seiring dengan majunya kerajaan Majapahit.
Gambaran Umum Kerajaan Majapahit

Kerajaaan Majpahit merupakan sebuah kerajaan terbesar yang pernah ada di wilayah Nusantara. Majapahit berdiri setelah runtuhnya kerajaan Kediri yang dipimpin oleh Prabu Jayakatwng. Kemenangan tersebut didapat setelah pasukan Majapahit mendapatkan bantuan dari tentara Tartar. Bantuan tersebut datang setelah bupati Wiraraja meminta bantuan terhadap kaisar Tiongkok untuk merebut ibukota Daha dengan hadiah dua putri Tumapel.
Setelah mendapatkan kemenangan dan mampu menduduki kota Daha, maka pasukan Majapahit melaksanakan siasat mereka untuk memukul balik tentara Tartar agar mereka kembali ke negara mereka dengan tangan hampa. Setelah tentara Tartar kembali ke Tiongkok Majapahit baru memulai pemerintahannya.Kerajaan Majapahit berpusat di wilayah Towulan, Jawa timur dan memiliki Raja pertama yag bernama Raden Wiajaya dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.
Kerajaan Majapahit berdiri pada tanggal 15 Karttika 1215 Saka atau tanggal 10 November 1293 M. Pada masa awal kepemimpinan di Raja Wijaya mendapatkan banyak pemberontakan dari para pengikut yang membantunya mendirikan Majapahit. Pemberontakan tersebut dilakukan oleh Rangga Lawe, Lembu Sora, Nambi dan Kuti. Sementara itu Menurut Soejono.
Sebelum pemberontakan selesai raja meninggal dalam tahun 1309 M. Ia dicandikan di Antahpura dengan arca jina dan di Simping dengan arca Siwa. Setelah Kertarajasa meninggal kepemimpinan Majapahit diambil alih oleh utra mahkota dari Majapahit yaitu Jayanegara pada tahun 1309 M. Jayanegara menjadi raja dengan mendapatkan gelar sebagai Sri Sundarapandyadewadhiswarana Maharajabhiseka Wikramottunggadewa.
Pada masa pemerintahan Jayanegara pemberontakan yang terjadi sebelumnya masih berlangsung. Pada masa inilah kehadiran salah satu tokoh yang sangat berpengaruh muncul yaitu Gajah Mada. Gajah Mada pada saat itu yang bertugasa sebagai seorang prajurit pengawal raja berhasil menyelamatkan raja dan menangkap para pemberontak, sehingga Ia diberi pendidikan kemiliteran pada saat itu atau yang biasa disebut sebagai amukti palapa yang berlangsung selama 2 tahun.
Pada tahun 1328 Jayanegara meninggal karena dibunuh oleh seorang dharmamaputra yang bertindak sebagai seorang tabib. Jayanegara dicandikan didalam pura. Peristiwa ini dalam kitab Pararton biasa disebut sebagai peristiwa Patanca. Menurut Panji setelah mangkatnya Jayanegara karena Ia tidak memiliki putra maka Gajah Mada menobatkan kedua adik perempuannya yaitu Putri Tribuwanatunggadewi sebagai Bhre Kahuripan atau Rani Kahuripan dengan gelar Tribuwanottunggadewi Jayawisnuwardhani sedangkan Putri Haji Rajadewi dinobatkan sebagai Bhre Daha atau Rani Daha.
Majapahit yang pada saat itu dipimpin oleh dua penguasa tidak menjadikan Majapahit menjadi pecah namun justru membuat Majaahit menjadi semakin maju. Hal tersebut juga dikarenakan bantuan dan campur tangan dari Gajah Mada. Setelah 22 tahun memimpin akhirnya Bhre Kahuripan mengundurkan diri dari kekuasaan. Kedudukan singasana digantikan oleh Hayam Wuruk yang merupakan putra pertama dari Bhre Kahuripan dengan Sri Kertawardana).
Baca Juga:
- Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi Di Era Globalisasi
- Analisis Kasus Dugaan Keterlibatan Isis Pada Gerakan 4 November 2016
Menurut sumber Muljana dalam kitab Negarakertagama pupuh 6/1, dinyatakan penobatan raja, namun tidak bertarikh tahun. Sebelum Hayam Wuruk dinobatkan sebagai raja Gajah Mada sudah terlebih dahulu mendapatkan gelar sebagai Mahapatih dari kerajaan Majapahit. Pada masa kepemimpinan Hayam Wuruk Majapahit mengalami masa keemasaannya. Semua bidang dalam Majapahit mengalami perkembangan yang sangat pesat, diantaranya seperti sistem pemerintahan, sistem politik, wilayah kekuasaan, perekonomian Majapahit, arsitektur, kesenian, dan kesusastraan serta strata sosial. kemajuan yang luar biasa pada masa pemerintahan Hayam Wuruk membawa Majapahit menuju masa keemasaanya.
Pada tahun 1389 Raja Hayam Wuruk meninggal namun tidak diketaui tempat makamnya. Selanjutnya Mahaptih Gajah Mada juga meninggal. Sepeninggalan kedua tokoh besar Majaahit ini kedudukan sebgai raja mulai diperebutkan oleh keluarga Raja Hayam Wuruk. Menurut Djafar disebutkan bahwa pertentangan pertama kali muncul pada masa kepemimpinan Wikramawarddhana (Bhra Hyan Wasesa) yaitu anak dari Hayam Wuruk dari permaisuri. Sementara itu Hayam Wuruk juga memiliki putra yang bernama Bhre Wirabhumi yang diberi kekuasaan bagian timur. Kedua saudara ini kemudian bertentangan dan terjadilah perang yang disebut dalam serat Pararton sebagai perang Paregreg atau perang huru-hara.
Setelah Bhre Wirabhumi meninggal kedudukan penguasa diberikan kepada Suhita yang merupakan anak kedua dari Wikramawarddhana. Ratu Suhita mangkat pada tahun 1447 M dan kekuasaan jatuh ketangan adiknya Bhre Tumapel, Dyah Kertawijaya. Kertawijaya memimpin majapahit hingga akhirnya mangkat pada tahun 1373 Saka atau 1451 M.
Setelah Kertawijaya mangkat, kedudukan digantikan oleh anak laki-lakinya yaitu Bhre Pamotan yang bergelar Sri Rajasawardhana Dyah Wijayakumara Sang Sinaraga. Rajasawardhana kemudian mangkat pada tahun 1375 saka atau 1453 M. Dan mengalami kekosongan kekuasaan sampai 3 tahun. Setelah 3 tahun kekosongan kekuasaan maka pada tahun 1378 saka atau 1456 M putra Dyah Kertawijaya yaitu Dyah suryawikrama girindrawardhana menjadi raja Majapahit.
Kekuasaan pada masa akhir Majapahit diketahui dengan pasti. Hal ini dikarenakan sumber yang sangat kurang pada masa keruntuhan majapahit. Masuknya agama islam juga telah membuat kerajaan Majapahit semakin mengalami kemunduran.